Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat ke rentang 6.750-6.780 pada perdagangan hari ini, Senin (27/3/2023). Sinyal dovish dari the Fed berpotensi menopang saham yang sensitif terhadap suku bunga.
Tim riset Phintraco Sekuritas mengatakan pelaku pasar memberikan respon positif mengenai hasil Federal Open Market Committee (FOMC) pada 22 Maret 2023. Hal ini berpotensi menopang saham-saham yang sensitif dengan suku bunga pada pekan ini.
“The Fed menaikan suku bunga acuan 25 basis poin dalam FOMC tersebut, relatif sesuai perkiraan pasar. The Fed juga menyatakan kenaikan suku bunga acuan akan segera berakhir,” tulis Phintraco Sekuritas dalam riset, Senin (27/3/2023).
Pelaku pasar juga tengah mencermati pernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang menyebut pemerintah AS dapat mengambil tindakan tambahan untuk menstabilkan kondisi bank-bank. Hal ini diperkirakan mempengaruhi keputusan suku bunga acuan hingga akhir 2023.
Adapun sinyal dovish dari the Fed telah menopang penguatan rupiah terhadap dolar AS pada Jumat (24/3/2023). Rupiah ditutup menguat 1,25 persen atau naik 192 poin ke Rp15.153 per dolar AS pada akhir pekan lalu.
Sementara itu, pelaku pasar masih khawatir terhadap kondisi sektor keuangan di Eropa. Terlebih setelah adanya kabar lonjakan credit default swap dari Deutsche Bank.
Baca Juga
Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde lantas menegaskan keamanan sektor perbankan Eropa masih dalam kondisi likuiditas dan permodalan yang solid.
Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG berpotensi menguat pada rentang 6.750-6.780 di awal pekan ini. IHSG juga diperkirakan bertahan di atas support 6.680 dan cenderung menguat sepanjang pekan ini.
Saham yang dapat diperhatikan meliputi ASII, AALI, SMGR, ESSA, TINS dan ELSA.
IHSG ditutup menguat 1,06 persen atau 70,64 poin ke 6.762,25 pada perdagangan Jumat (24/3/2023). IHSG bergerak di kisaran 6.696.44-6.776,90 sepanjang perdagangan.
Sebanyak 344 saham menguat, 207 saham melemah, dan 166 saham stagnan. Kapitalisasi pasar parkir di Rp9.421,93 triliun.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.