Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan Selasa (22/3/2023) dengan penguatan 0,03 persen ke level 6.614,52 setelah sempat melemah pada awal pekan.
IHSG sempat bergerak ke posisi tertinggi 6.615,72 sesaat setelah pembukaan, sementara posisi terendah di 6.613,15. Sebanyak 141 saham menghijau, 75 saham melemah, dan 224 saham di posisi yang sama dengan penutupan perdagangan sebelumnya.
Mayoritas indeks sektoral mengawali pembukaan di zona hijau dengan kenaikan tertinggi pada sektor transportasi yang menguat 0,41 persen. Kemudian disusul sektor industri dasar dengan kenaikan 0,25 persen, dan sektor energi menguat 0,36 persen.
Meski demikian, sektor teknologi terpantau masih di zona merah dengan pelemahan 0,94 persen pada pembukaan.
Saham-saham penghuni top 10 big cap terpantau mengawali perdagangan di berbagai posisi. Sampai pukul 09.03 WIB, GOTO memimpin pelemahan dengan koreksi 0,93 persen ke harga Rp107. Kemudian pelemahan disusul oleh BBRI yang turun 0,82 persen ke Rp4.840. ASII dan BYAN juga turun masing-masing sebesar 0,43 persen dan 0,13 persen.
Sementara itu, BMRI menjadi big cap dengan kenaikan tertinggi yakni sebesar 1,25 persen. Kemudian posisinya diikuti oleh TLKM dan UNVR yang masing-masing naik 0,75 persen dan 0,48 persen.
Baca Juga
CHIP masuk deretan top gainers di awal perdagangan dengan kenaikan 10,00 persen. Kemudian disusul PACK dan NINE masing-masing dengan kenaikan 8,70 persen dan 8,11 persen.
Di sisi lain, MKTR melemah 6,92 persen ke Rp242 dan KONI mengekor dengan koreksi 6,87 persen pada awal perdagangan.
Phintraco Sekuritas dalam riset hariannya memperkirakan IHSG bertahan di atas atas critical support level 6.585 dan berpeluang rebound ke kisaran 6.660. Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh rebound mayoritas indeks global pada Senin (20/3/2023.
Pergerakan IHSG diperkirakan masih dibatasi oleh sikap wait and see pelaku pasar jelang pengumuman hasil FOMC pada 22 Maret 2023. Pasar mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps. Akan tetapi, pasar juga berharap memperoleh petunjuk mengenai arah kebijakan moneter The Fed, terutama mengenai terminal rate.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di 5,75 persen pada pekan lalu. Ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed dan keputusan BI tersebut diperkirakan dapat menjaga kepercayaan pelaku pasar terhadap sistem perbankan di Indonesia di tengah sentimen negatif penutupan dua bank regional di AS.