Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengulik Makna Pos Goodwill yang Bikin Rugi GOTO Semakin Bengkak

PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) melaporkan rugi bersih perseroan yang mencapai Rp40,4 triliun karena pos goodwill yang berkontribusi Rp11 triliun.
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu kantor perusahaan sekuritas di Jakarta, Kamis (12/1/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu kantor perusahaan sekuritas di Jakarta, Kamis (12/1/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) melaporkan rugi bersih perseroan yang mencapai Rp40,4 triliun karena pos goodwill yang berkontribusi Rp11 triliun.

Akibat pencatatan tersebut, rugi bersih GOTO naik hingga 56 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya di posisi Rp25,9 triliun. Manajemen GOTO menyebut pos tersebut tidak akan memengaruhi kas atau pun bisnis perseroan.

CEO SW Indonesia Michell Suharli menjelaskan bahwa pengujian penurunan nilai goodwill hal lumrah yang kerap dilakukan setiap tahun. Pasalnya jika hasil pengujuan menunjukkan terjadi penurunan nilai goodwill, maka perusahaan harus mengakui kerugian penurunan nilai atau impairment loss goodwill dan diperhitungkan ke dalam laporan laba rugi tahun berjalan.  

Selain itu, standar akuntansi di Indonesia mengatur bahwa perusahaan harus melakukan pengujian penurunan nilai goodwill minimal setahun sekali.

“Penurunan nilai goodwill tidak berkaitan langsung atau berbanding lurus dengan kondisi operasional perusahaan. Penurunan nilai goodwill juga tidak berpengaruh kepada likuiditas kas perusahaan,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Senin (20/3/2023).

Menurutnya rugi akibat penurunan nilai goodwill disebabkan kondisi pasar yang memburuk. Dalam kasus GOTO, lanjutnya, bisnis mampu tumbuh di luar kondisi industri.

Dia menjabarkan dalam valuasi perusahaan teknologi, penurunan nilai goodwill saat ini tidak dapat dielak . Apalagi perusahaan teknologi mengalami tekanan akibat menguapnya kapitalisasi pasar sudah pasti menurunkan nilai goodwill.

“Pendapat saya, investor lebih baik peduli pada perbaikan kinerja operasional perusahaan teknologi, karena lebih mencerminkan pendapatan dari bisnis inti,” katanya.

Sementara itu, GOTO menyampaikan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) yang menembus Rp613,36 triliun sepanjang 2022 meningkat 33 persen secara year on year (YOY). Adapun khusus untuk kuartal IV/2022, GTV mencapai Rp161,89 triliun atau meningkat 18,45 persen secara yoy.

Dengan membukukan GTV Rp613 triliun, GOTO meraup pendapatan bruto Rp22,93 triliun. Jumlah itu meningkat 34,89 persen secara yoy. Pendapatan bruto ini setara dengan take rate 3,7 persen dengan kontribusi take rate kuartal IV-2022 sebesar 3,9 persen.

Bila ditelisik pendapatan bruto terbesar disumbang oleh unit bisnis on-demand services, termasuk layanan Gojek, GoFood dan lain-lain. Pendapatan bruto unit ini mencapai Rp13,6 triliun meningkat 32 persen dibandingkan setahun sebelumnya. Pendapatan bruto ini disumbang dari GTV Rp61,6 triliun.

Pendapatan bruto terbesar GOTO berikutnya disumbang oleh unit bisnis e-commerce yang dipimpin oleh Tokopedia. Pendapatan bruto unit ini mencapai Rp8,6 triliun, meningkat 38 persen secara yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper