Bisnis.com, JAKARTA - Aktivitas perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat meningkat menjadi Rp12,58 triliun pada rentang 13 Maret hingga 17 Maret 2023 sekalipun IHSG mengalami penurunan.
Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono mengatakan terjadi peningkatan pada rata-rata nilai transaksi haruan (RNTH) sebesar 44 persen menjadi Rp12,58 triliun dari Rp8,74 triliun.
Rata-rata frekuensi harian Bursa turut mengalami peningkatan 19,19 persen menjadi 1.284.405 dari 1.077.630 transaksi pada pekan sebelumnya. Kemudian volume transaksi harian Bursa juga mengalami peningkatan sebesar 58,12 persen menjadi 23,155 miliar saham dari 14,644 miliar saham
"Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan [IHSG] pada pekan ini mengalami perubahan sebesar 1,29 persen menjadi 6.678,237 dari 6.765,302 pada pekan yang lalu," ujar Yulianto dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/3/2023).
Kapitalisasi pasar Bursa juga mengalami perubahan 1,14 persen menjadi Rp9.281 triliun dari Rp9.388 triliun pada pekan sebelumnya.
Adapun investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp1 triliun pada Jumat (17/3/2023). Investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp3,53 triliun sepanjang 2023.
Baca Juga
Dia juga mengatakan total emisi dan sukuk yang tercatat mencapai 19 emisi dari 18 emiten senilai Rp22,52 triliun sepanjang 2023. Adapun total emisi dan sukuk yang telah tercatat di BEI berjumlah 519 emisi dengan nominal outstanding sebesar Rp450,24 triliun dan US$47,5 juta yang diterbitkan 127 emiten.
PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF) baru saja menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV. SANF yang resmi dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp1,5 triliun pada Jumat (17/3/2023). PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) bertindak sebagai wali amanat dalam emisi ini.
Hasil pemeringkatan PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch) serta PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk obligasi ini adalah masing-masing AA(idn) (Double A) dan idAA (Double A).
Kemudian, Surat Berharga Negara (SBN) tercatat mencapai 187 seri dengan nominal Rp5.448 triliun dan US$452,11 juta. Lalu, Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 8 emisi senilai Rp3,27 triliun.