Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kripto Masih Dihantui Sentimen Negatif, Gimana Dong?

Harga Bitcoin (BTC) sudah kembali menguat 11,75 persen pada perdagangan sepekan terakhir, tetapi melemah 2,53 persen dalam 24 jam terakhir ke level US$24.328.
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan pasar kripto masih terus dihantui berbagai sentimen makroekonomi, kendati sempat menguat pada awal pekan ini.

Pada pekan lalu, kapitalisasi pasar kripto sempat anjlok di bawah US$1 triliun. Namun kapitalisasi pasar aset crypto telah kembali di atas US$1 triliun pada Senin (13/3) yang didorong oleh banyak faktor positif dan mengakibatkan naiknya harga aset kripto. 

Berdasarkan data coinmarketcap.com, Kamis (16/3/2023), harga Bitcoin (BTC) sudah kembali menguat 11,75 persen pada perdagangan sepekan terakhir, tetapi melemah 2,53 persen dalam 24 jam terakhir ke level US$24.328. Sementara Ethereum (ETH) sudah menguat 6,76 persen selama sepekan dan melemah 4 persen.

Adapun, Tether (USDT), BNB, Conflux (CFX), Stacks (STX), dan KAVA menguat masing-masing 0,35 persen, 6,62 persen, 41,98 persen, 35,18 persen, dan 23,8 persen.

Chief Marketing Officer Pintu Timothius Martin mengungkapkan kasus SVB kemarin memang memberikan dampak yang signifikan kepada stablecoin USDC melalui Circle dan pada industri kripto. 

"Namun harga USDC berangsung membaik, per Selasa 14 Maret 2023 ini harga USDC naik di atas 4 persen atau di angka $0.9995. Bahkan aset kripto Bitcoin (BTC) mengalami kenaikan yang disebabkan oleh dua faktor, yakni pernyataan-pernyataan dari The Fed, Departemen Keuangan AS, dan FDIC terkait Silicon Valley Bank, Signature Bank, hingga pengumuman data tingkat inflasi AS ada pada level 6 persen yang membuat market crypto mulai membaik,” jelasnya dikutip Kamis (16/3/2023).

Pasar kripto kembali menghijau dipengaruhi dari pernyataan Federal Reserve (Fed), Departemen Keuangan AS, dan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) bahwa semua deposan Silicon Valley Bank dan Signature Bank akan dapat kembali menarik dana mereka.

Kemudian, data CPI Amerika Serikat yang dirilis pada Selasa (14/3/2023) malam menunjukkan, inflasi AS berada di level 6 persen atau sesuai dengan ekspektasi para analis. Hal ini meningkatkan kemungkinan The Fed untuk melunak dan akan menentukan keputusan terkait tingkat suku bunga pada The Federal Open Market Committee (FOMC) mendatang.

“Dua katalisator ini yaitu regulator yang turun tangan mencegah krisis keuangan yang lebih luas dan data inflasi disambut positif oleh pasar, dengan BTC menembus level 26.000 dolar AS beberapa jam sejak berita tersebut dirilis,” ujar Timo. 

Menurutnya, pasar membaik dan kembali meningkatkan kepercayaan investor kripto dan mengarah pada pemulihan harga-harga aset kripto. Meskipun masih banyak tantangan yang dihadapi dari sisi regulasi dan juga faktor-faktor eksternal yang mesti dilewati aset kripto mengonfirmasi akan terus mengalami kenaikan harga atau sebaliknya.

“Secara makroekonomi sedang dalam kondisi yang unpredictable ditambah faktor ekonomi global yang turut memberi tekanan, namun regulasi yang mengatur aset kripto di berbagai negara yang semakin positif, serta berkembangnya use-cases crypto/web3, bisa berpengaruh positif terhadap harga aset kripto,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper