Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kimia Farma (KAEF) Siapkan Capex Rp433 Miliar Tahun Ini, Buat Apa?

Emiten grup BUMN farmasi, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) menargetkan belanja modal minimal sama dengan tahun lalu mencapai Rp433 miliar.
Favipiravir, obat yang bisa digunakan untuk terapi Covid-19 hasil produksi dari PT Kimia Farma, Tbk./Dok. Humas Bio Farma
Favipiravir, obat yang bisa digunakan untuk terapi Covid-19 hasil produksi dari PT Kimia Farma, Tbk./Dok. Humas Bio Farma

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten grup BUMN farmasi, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) menargetkan belanja modal minimal sama dengan tahun lalu mencapai Rp433 miliar, dana tersebut dipakai salah satunya guna pengembangan produk.

Direktur Portfolio, Produk, dan Layanan Kimia Farma Jasmine Karsono menerangkan guna pengembangan produk terdapat anggarannya tersendiri berkisar 1--1,5 persen dari pendapatan.

"Memang kalau dibandingkan dengan perusahaan farmasi lain kita lebih kecil, dengan swasta jauh lebih kecil. Tapi karena kalau dilihat Kimia Farma pada dasarnya obat generic jadi sebanarnya untuk mengembangkan mungkin tidak memperlukan biaya besar dari tahun-tahun sebelumnya," ungkapnya di sela Ngopi BUMN, Rabu (15/3/2023). Namun, emiten berkode KAEF ini kini fokus pengembangan dan inovasi sehingga dapat bertumbuh lebih besar pada tahun-tahun mendatang.

Belanja modal tahun ini pun seperti tahun-tahun sebelumnya, baru pada 2024 karena Indonesia baru keluar dari Covid-19. Pada tahun ini, KAEF memperkirakan penjualan hingga anggaran belanja modalnya kembali normal. Adapun, kisaran besaran belanja modal atau capital expenditure antara Rp400--Rp433 miliar.

Lebih jauh, penjualan KAEF diperkirakan bakal sama dengan 2019 atau setara pendapatan sebelum pandemi. KAEF bakal fokus menjual obat-obatan tubercolosis (TB), diabetes, hingga obat-obatan jantung atau cardiovaskular.

"Fokus kami memang ke sana, dengan adanya Covid-19 memang kita jadi lebih fokus ke Covid-19 pada saat itu. Namun, sekarang kami menuruskan kembali pengembangan produk ketiga itu," tambahnya. Di samping itu, KAEF memiliki produk vitamin, mineral, suplemen dan juga tengah mengembangkan produk penopang karena pengetahuan masyarakat lebih tinggi guna menjaga kesehatan dan imunitas.

"Untuk obat sirup, dari BPOM memang tidak diangkat tapi jadi lebih diperketat. Jadi semua industri farmasi tidak hanya kimia farma harus memperlihatkan pabrik dan manufaktru setiap merilis obat syirup harus tes," tuturnya. KAEF lanjutnya, juga tengah mengembangkan vending machine khusus obat-obatan yang disebut cukup praktis. Saat ini baru ada di 50 titik di pulau Jawa dan rencananya ada penambahan 100 box lagi di pulau Jawa dan Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper