Bisnis.com, JAKARTA — Holding BUMN Perkebunan PTPN III (Persero) menargetkan aksi penggalangan dana publik salah satu subholding-nya, Palm Co, melalui initial public offering (IPO) dapat terealisasi pada kuartal IV/2023. Dana IPO yang dibidik mencapai Rp8 triliun.
Sekretaris Perusahaan PTPN III Bambang Agustian menjelaskan bahwa proses pembentukan Palm Co masih berlangsung. Palm Co nantinya akan menaungi bisnis perkebunan sawit PTPN.
“Rencana dana yang digalang dalam IPO Palm Co yaitu diproyeksikan sebesar Rp6 triliun sampai Rp8 triliun. Saat ini masih dalam proses pembentukan Palm Co dan IPO Palm Co direncanakan dilakukan di kuartal keempat 2023,” kata Bambang kepada Bisnis, Rabu (15/3/2023).
Dia menjelaskan bahwa dana hasil IPO akan dipakai untuk meningkatkan nilai tambah aset perkebunan PTPN. Berdasarkan laporan tahunan PTPN III, luas perkebunan sawit yang dimiliki mencapai 560.078 hektare (ha) per Desember 2021. Sebanyak 463.848 ha di antaranya merupakan tanaman menghasilkan dan 42.023 ha merupakan tanaman belum menghasilkan.
PTPN III juga bakal menggunakan dana IPO untuk optimalisasi peningkatan margin EBITDA, meningkatkan ekuitas perusahaan melalui pertumbuhan profitabilitas, mendorong investasi, dan mengurangi utang.
“Kami juga akan memakai dana IPO untuk meningkatkan aspek ESG dan ketahanan pangan serta energi,” tambah Bambang.
Baca Juga
Rencana IPO ini juga didukung dengan prospek bisnis sawit yang masih positif ke depannya. Bambang mengatakan sawit merupakan pemasok lebih dari 30 persen pasokan minyak nabati dunia. Permintaan minyak sawit dan turunannya juga meningkat karena permintaan dari sektor pangan dan energi yang terus tumbuh.
PTPN III menargetkan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada 2023 mencapai 3,08 juta ton sebagaimana tertuang dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP).
Selain itu, terdapat rencana penanaman kembali (replanting) pada kebun plasma milik pekebun rakyat seluas 10.814 ha dan 33.414 ha untuk kebun inti PTPN III.
“Meskipun anomali iklim membayangi produksi CPO, kami melihat ada peluang untuk meningkatkan penjualan dan pemenuhan permintaan di dalam negeri. Hal ini terlihat dari harga dan volume di kuartal pertama tahun ini yang meningkat,” kata dia.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Direktur PTPN III Dwi Sutoro mengatakan total pendapatan PTPN secara keseluruhan pada 2022 mencapai Rp56 triliun dengan laba bersih Rp5,5 triliun. Dari nilai tersebut, usaha sawit PTPN menghasilkan pendapatan sebesar Rp30 triliun sampai Rp35 triliun pada 2022.
“Jadi bisa dihitung sendiri, laba bersih tahun 2022 sekitar Rp5,5 triliun. Tahun ini target pendapatan Rp60 triliun untuk total, untuk sawit targetnya Rp40 triliun,” kata Dwi ditemui di Mangupura, Bali, Selasa (7/3/2023).
Lebih lanjut, PTPN akan memiliki empat kilang pemurnian atau refinery yang akan digunakan untuk memproduksi biodiesel dan minyak goreng. Menurutnya, satu kilang pemurnian tersebut akan menghabiskan investasi sebesar Rp1,2 triliun. Sehingga, PTPN memperkirakan akan mengeluarkan dana hingga Rp6 triliun untuk membangun empat refinery. Sebanyak dua kilang tersebut akan berlokasi di Sumatra Utara, satu di Pulau Jawa, dan satu kilang lagi tengah menunggu proses feasibility study.