Bisnis.com, JAKARTA - Investor asing mencatatkan aksi jual bersih di pasar modal hari ini dengan total Rp1,3 triliun, di tengah pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah 2,14 persen ke 6.641. Pelemahan yang terjadi adalah buntut dari kasus bangkrutnya Silicon Valley Bank.
Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing membukukan aksi jual senilai Rp4,64 triliun, dan beli senilai Rp3,3 triliun, membuat nilai net sell menjadi Rp1,3 triliun hari ini. Padahal, pada Senin (14/3/2023) kemarin, investor asing masih mencatatkan net buy senilai Rp29,81 miliar di seluruh pasar.
Saham-saham emiten perbankan seperti BMRI, BBCA, dan BBRI menjadi tiga saham yang paling banyak dilepas investor asing hari ini. Saham BMRI menjadi saham yang paling banyak dilepas asing dengan nilai Rp384,3 miliar hari ini.
Broker dengan kode RX, Macquarie Sekuritas Indonesia, menjadi broker dengan penjualan saham BMRI terbanyak, dengan volume 16,7 juta saham, disusul broker UBS Sekuritas Indonesia dengan kode AK sebanyak 12,5 juta saham.
Kemudian, saham BBCA menjadi saham kedua yang paling banyak dijual hari ini senilai Rp360,6 miliar, disusul saham BBRI sebesar Rp353 miliar.
Saham selanjutnya yang banyak dijual investor asing adalah saham ASII senilai Rp222,1 miliar, ADRO senilai Rp74,7 miliar, dan UNRI senilai Rp65,3 miliar.
Baca Juga
Berbeda dengan saham-saham di atas, beberapa saham di pasar modal Indonesia menjadi incaran investor asing seperti PT Merdeka Copper and Gold Tbk. (MDKA) yang diborong investor asing senilai Rp51,5 miliar. Broker terbanyak yang membeli saham MDKA adalah UBS Sekuritas dengan volume 11,9 juta saham, dan disusul oleh CLSA Sekuritas dengan kode broker KZ sebanyak 9 juta saham.
Saham selanjutnya yang diborong investor asing adalah INCO, HMSP, dan ERAA, yang masing-masing diborong senilai Rp29,1 miliar, Rp21,1 miliar, dan Rp17,6 miliar.
Meski mencatatkan net sell hari ini, sejak awal tahun hingga hari ini investor asing masih mencatatkan net buy senilai Rp1,94 triliun. Akan tetapi, IHSG tercatat masih mengalami koreksi 3,05 persen secara YTD.
Sektor saham yang mengalami penurunan paling dalam secara YTD adalah IDX Energy yang terkoreksi 11,68 persen, disusul IDX Infra turun 6,32 persen, dan IDX Basic Materials turun 5,69 persen YTD.
Sementara itu, sektor dengan penguatan tertinggi secara YTD adalah IDX Transportation & Logistic yang naik 3,29 persen sejak awal tahun, IDX Technology 0,56 persen, dan IDX Consumer Non-cyclicals yang naik 0,42 persen YTD.