Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kian terjerembab usai anjlok lebih dari 1,50 persen ke posisi 6.678,99 di tengah kejatuhan saham bank jumbo BBCA, BBRI, BMRI, BBNI. Meki demikian, saham CUAN, MDKA dan UNVR masih mampu menguat dan bertahan di zona hijau.
IHSG turun 1,59 persen atau 107,96 poin menjadi 6.678,99 hingga pukul 10.25 WIB perdagangan Selasa (14/3/2023). IHSG pagi ini bergerak di zona merah pada rentang 6.673-6.786. Terpantau 100 saham naik, 442 saham turun, dan 164 saham stagnan.
Di tengah kejatuhan IHSG, saham Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) terpantau melesat 15,09 persen atau 50 poin ke 610. Berikutnya saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) jua terpantau naik 1,24 persen ke posisi 4.070 dan saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang naik 0,72 persen menetap di posisi 4.190.
Dari jajaran big caps, saham bank big caps melemah. Saham-saham tersebut adalah BBNI yang turun 2,50 persen ke 8.775, BBCA turun 1,75 persen ke 8.400, BMRI turun 2,66 persen ke 10.075, dan BBRI ambles 2,28 persen ke 4.720.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memperkirakan IHSG akan bergerak dengan resistance 6.850 dan support di 6.750. Menurutnya, pelemahan signifikan mayoritas bursa global dikhawatirkan mempengaruhi psikologis pasar di Indonesia pada hari ini.
"Dengan demikian, IHSG diperkirakan kembali fluktuatif dalam rentang 6.750-6.820 hari ini, meski secara teknikal terdapat indikasi rebound lanjutan," kata Valdy, Selasa (14/3/2023).
Baca Juga
Dia melanjutkan, perkembangan kondisi sektor perbankan di AS mendasari sejumlah ekonom untuk mengubah pandangannya terhadap arah kebijakan The Fed. Sejumlah ekonom mulai mempertimbangkan kemungkinan The Fed mempertahankan suku bunga acuan dalam FOMC 22 Maret 2023, dari ekspektasi sebelumnya berupa kenaikan 25-50 bps.
Dengan demikian, terbuka kemungkinan bahwa RDG Bank Indonesia (BI) juga akan mempertahankan suku bunga acuan pada 16 Maret 2023. Hal ini berpotensi memicu penguatan lanjutan nilai tukar rupiah dalam jangka pendek. Nilai tukar rupiah menguat 0,55 persen ke Rp15.360/USD di Senin Sore (13/3/2023).
Wall Street cenderung tertekan pada perdagangan awal pekan Senin (13/3/2023) karena tekanan saham bank. Investor khawatir tentang penularan dari keruntuhan SVB.
Namun demikian, Nasdaq yang sarat emiten teknologi berhasil ditutup naik, karena kasus SVB memperbesar peluang The Fed menahan kenaikan suku bunga lanjutan.
Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 90,5 poin atau 0,28 persen menjadi 31.819,14. Indeks S&P 500 kehilangan 5,83 poin atau 0,15 persen menjadi 3.855,76 poin. Indeks Komposit Nasdaq bertambah 49,96 poin atau 0,45 persen, menjadi ditutup pada 11.188,84 poin.
Sektor utilitas terangkat 1,54 persen sebagai salah satu yang berkinerja terbaik dari 11 sektor utama S&P 500, sementara kelompok yang sensitif terhadap suku bunga seperti real estat dan teknologi juga menguat.
Penutupan tiba-tiba SVB Financial pada Jumat (10/3/2023) setelah gagal meningkatkan modal membuat investor khawatir tentang risiko bank-bank lain dari kenaikan suku bunga Fed yang tajam selama setahun terakhir. Namun, banyak yang berspekulasi bank sentral sekarang bisa menjadi kurang hawkish, dan imbal hasil obligasi 2 tahun anjlok.
Regulator selama akhir pekan melakukan intervensi untuk mengembalikan kepercayaan investor pada sistem perbankan, dengan mengatakan deposan Silicon Valley Bank (SVB) akan memiliki akses ke dana mereka pada Senin (13/3/2023).
Bagi sebagian investor, keputusan The Fed minggu depan juga akan bergantung pada data inflasi yang akan dirilis minggu ini.