Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan rawan terkoreksi di akhir pekan, Jumat (10/3/2023). Analis melihat terdapat kecenderungan sentimen negatif dari mayoritas bursa global.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan resistance IHSG akan berada pada 6.850 dan support di 6.750.
Valdy menjelaskan, meski IHSG membentuk gap up di Kamis (9/3/2023), akan tetapi volume transaksi turun signifikan. Selain itu, terdapat arahan negatif dari mayoritas bursa global di Kamis (9/3/2023).
"Oleh sebab itu, waspadai potensi false minor bullish reversal signal, waspadai potensi koreksi [tutup gap] di akhir pekan ini," tulis Valdy dalam risetnya, Jumat (10/3/2023).
Sebagai informasi, sell-off kembali terjadi di Kamis (9/3/2023), terutama pada saham-saham bank dan saham-saham di sektor keuangan Wall Street lainnya. Pelemahan tersebut dipicu oleh antisipasi pasar terhadap data ketenagakerjaan AS.
Pelemahan juga dialami oleh mayoritas indeks di Eropa, meski tidak sedalam pelemahan indeks-indeks Wall Street. Sentimen utama yang mempengaruhi indeks-indeks di Eropa juga masih terkait dengan testimoni Kepala The Fed, Jerome Powell yang memberikan petunjuk peningkatan agresivitas The Fed dalam menaikan suku bunga acuan untuk beberapa FOMC ke depan.
Baca Juga
Untuk IHSG, menurutnya, mayoritas saham bank yang menjadi mover IHSG kemarin memasuki overbought area atau rawan profit taking, di antaranya BBNI, BMRI dan BBNI.
Data ekonomi domestik terbaru juga kurang memuaskan. Penjualan ritel terkoreksi sebesar 0,6 persen yoy di Januari 2023 dibandingkan pertumbuhan 0,7 persen yoy di Desember 2022.
Dari eksternal, inflasi tiongkok turun signifikan ke 1 persen yoy di Februari 2023 dari 2,1 persen yoy di Januari 2023. Padahal, sebelumnya ada peningkatan indeks manufaktur pada Februari 2023. Hal ini membangun keyakinan pemulihan demand/konsumsi domestik Tiongkok.
Adapun Phintraco Sekuritas menyebut pelaku pasar dapat mencermati peluang rebound pada BRIS, UNTR, TOWR, ASSA, ERAA dan ACES, serta potensi trading pada PGAS, AKRA dan PRDA.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.