Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah hari ini masih dibayangi oleh keperkasaan dolar AS usai testimoni Ketua Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Kongres dan Senat Perbankan AS selama dua hari.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan rupiah kemungkinan akan berfluktuasi pada awal perdagangan namun berpotensi ditutup melemah di rentang Rp15.420 - Rp15.500 per dolar AS.
Dolar AS mencapai level tertinggi tiga bulan terhadap sekeranjang mata uang pada Rabu, mengikuti lonjakan imbal hasil obligasi AS setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa suku bunga kemungkinan akan naik lebih dari ekspektasi pasar.
"Powell mengatakan dalam sebuah kesaksian di depan Kongres bahwa Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga lebih dari ekspektasi pasar, menyusul ketahanan ekonomi AS baru-baru ini. Ini membuat pasar dengan cepat mulai memperkirakan peluang yang lebih besar untuk kenaikan 50 basis poin pada Maret, naik dari ekspektasi sebelumnya untuk kenaikan 25 bps," jelasnya dalam riset, dikutip Kamis (9/3/2023).
Imbal hasil obligasi AS juga lanjut mengalami penguatan. Hal ini menyebabkan penurunan lebih lanjut pada kurva imbal hasil, dengan selisih antara imbal hasil dua tahun dan 10 tahun mendekati level terendah sejak Oktober.
Komentar Powell juga muncul setelah inflasi yang lebih kuat dari perkiraan dan data pasar tenaga kerja untuk Januari menunjukkan bahwa Fed kemungkinan perlu memperketat kebijakan lebih lanjut untuk memastikan tren penurunan inflasi yang berkelanjutan.
Baca Juga
"Fokus minggu ini sebagian besar pada lebih banyak isyarat pada Fed dan pasar tenaga kerja, serta laporan Beige Book bank sentral tentang ekonomi yang dirilis pada Rabu. Data nonfarm payrolls untuk Februari akan dirilis pada Jumat, dengan tanda-tanda kekuatan ekonomi memberi Fed lebih banyak ruang kepala untuk terus menaikkan suku bunga," imbuhnya.
Kenaikan suku bunga memicu kekhawatiran akan perlambatan tajam ekonomi AS akhir tahun ini. Kurva hasil terbalik dianggap oleh pasar sebagai sinyal bahwa pedagang sedang memposisikan diri untuk potensi resesi.
Dari sisi internal, Bank Indonesia (BI) dalam Survei Konsumen melaporkan bahwa optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat pada Februari 2023. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2023 yang terjaga dalam zona optimis pada level 122,4.
Meskipun IKK pada Februari 2023 sedikit menurun dibandingkan 123,0 pada bulan sebelumnya, namun tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan periode Februari 2022 sebesar 113,1. Survei Konsumen BI pada Februari 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat.
Sementara itu, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) tetap kuat serta masih pada area optimis sebesar 132,5, meskipun sedikit lebih rendah dari 133,9 pada Januari 2023. IEK terutama ditopang oleh Indeks Ekspektasi Penghasilan yang meningkat dibanding bulan sebelumnya, sebesar 138,0 pada Februari 2023, dari 137,9 pada Januari 2023.
Pada Februari 2023, keyakinan konsumen terpantau tetap optimistis pada seluruh kategori pengeluaran meski tidak setinggi bulan sebelumnya, terutama pada responden dengan pengeluaran Rp1 juta hingga Rp2 juta.
Rupiah menguat 0,03 persen atau 5 poin ke Rp15.432,50 per dolar AS pada 15.19 WIB.
Adapun indeks dolar AS melemah 0,13 persen atau 0,14 poin ke 105,53.
Menjelang penutupan, rupiah menguat 0,03 persen atau 5 poin ke Rp15.432,50 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,14 persen atau 0,14 poin ke 105,51.
Rupiah dibuka melemah 0,13 persen atau 20 poin ke Rp15.457,50 per dolar AS pada awa perdagangan.
Adapun indeks dolar AS menguat 0,05 persen atau 0,05 poin ke 105,71.