Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Terselip Akibat Investor Panik Suku Bunga akan Naik

Harga minyak mentah turun karena data ekonomi AS yang kuat membuat investor bersiap untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut dari The Fed guna melawan inflasi.
Sebuah soket pompa yang pernah digunakan untuk membantu mengangkat minyak mentah dari sumur Eagle Ford Shale, Dewitt County, Texas, Amerika Serikat./Reuters
Sebuah soket pompa yang pernah digunakan untuk membantu mengangkat minyak mentah dari sumur Eagle Ford Shale, Dewitt County, Texas, Amerika Serikat./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah turun sekitar satu persen pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB, karena data ekonomi AS yang kuat membuat investor bersiap untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut dari The Fed guna melawan inflasi, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April tergelincir 0,8 persen, menjadi menetap di US$75,68 per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April merosot 71 sen atau 0,9 persen, menjadi ditutup pada US$82,45 per barel di London ICE Futures Exchange.

Kerugian dibatasi oleh kekhawatiran pasokan minyak, setelah Rusia menghentikan ekspor ke Polandia melalui jalur pipa utama.

Pesanan baru untuk barang modal utama manufaktur AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada Januari sementara pengiriman pulih, menunjukkan bahwa pengeluaran bisnis untuk peralatan meningkat pada awal kuartal pertama.

Data ekonomi yang positif itu membantu pasar saham global untuk pulih, namun saham tetap mendekati posisi terendah enam minggu karena investor bersiap untuk kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dan Eropa.

Gubernur Fed AS Philip Jefferson mengatakan inflasi untuk jasa-jasa di Amerika Serikat tetap "sangat tinggi."

Menambah kekhawatiran permintaan minyak global, meningkatnya ketegangan China-AS memukul pasar ekuitas di China dan Hong Kong sementara investor menunggu sinyal kebijakan dari Kongres Rakyat Nasional mendatang.

Pada Minggu (26/2/2023), Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan China belum bergerak untuk memberi Rusia bantuan senjata untuk digunakan melawan Ukraina dan menambahkan Washington telah menjelaskan bahwa langkah seperti itu akan memiliki konsekuensi serius.

Juga membebani minyak, Badan Informasi Energi AS melaporkan pekan lalu bahwa stok minyak mentah AS naik ke level tertinggi sejak Mei 2021.

Bob Yawger di Mizuho, sebuah bank, mengatakan dalam sebuah catatan bahwa "kemungkinan penambahan besar persediaan minyak AS akan terjadi minggu ini."

Rusia, sementara itu, menghentikan pasokan minyak ke Polandia melalui pipa Druzhba, kilang minyak Polandia PKN Orlen mengatakan pada Sabtu (25/2/2023), sehari setelah Polandia mengatakan telah mengirimkan tank Leopard pertamanya ke Ukraina.

Namun, sebagian besar analis melihat larangan Uni Eropa (UE) atas impor minyak lintas laut Rusia dan batasan harga internasional hanya berdampak kecil pada pasokan global secara keseluruhan.

"Produksi minyak Rusia telah melampaui ekspektasi dalam beberapa bulan terakhir karena sanksi UE/AS yang longgar," kata Bank of America dalam sebuah catatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper