Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI Sekuritas Ubah Panduan dari Jual ke Beli Bagi Saham ARTO, Mengapa?

BNI Sekuritas mengubah rekomendasi saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dari jual menjadi beli dengan target harga Rp4.100 untuk 12 bulan ke depan.
Pejalan kaki melintas di depan kantor pusat Bank Jago di Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian
Pejalan kaki melintas di depan kantor pusat Bank Jago di Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – BNI Sekuritas mengubah rekomendasi saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dari jual menjadi beli dengan target harga Rp4.100 untuk 12 bulan ke depan.

Adapun pada sesi I perdagangan hari ini, Selasa (28/2/2023), saham ARTO sempat menyentuh posisi tertinggi di Rp2.580 per saham. Dengan demikian terdapat potensi kenaikan sebesar 60,78 persen.

Tim riset BNI Sekuritas memilih ARTO sebagai pilihan utama dalam saham bank digital karena  saat ini valuasi Bank Jago terlihat lebih masuk akal dengan PBV 4,1 kali dalam setahun ke depan dibandingkan dengn kompetitor global Nubank sebesar 4,4 kali dan Kakao Bank sebesar 2 kali.

“Selama puncaknya, Jago diperdagangkan dengan premi 341 persen ke Nubank. Premi ini dulu karena kegembiraan investor seputar digitalisasi yang menguntungkan di Indonesia, komposisi manajemen dan pemegang saham Jago yang kuat. Kami percaya faktor-faktor ini tetap tidak berubah, dan kami masih melihat potensi Jago untuk dikapitalisasi dalam perjalanan digitalisasi Indonesia,” sebut tim.

Mereka mengacu pada saham bank digital di Brasil dan Korea yang diperdagangkan dengan premi 391 persen ke bank konvensional besar, sedangkan ARTO dengan premi 36 persen dibandingkan dengan empat bank besar.

Selain itu, manajemen Jago juga membidik peningkatan kredit minimal 50 persen YoY. Dalam skenario bullish, pertumbuhan pinjaman bisa naik ganda yoy. Pasalnya, ARTO memiliki dua mesin pinjaman baru pada tahun 2023 via BFIN melalui pembiayaan bersama dan GoTo Financial (GTF).

“Kami mengharapkan pertumbuhan pinjaman di GTF untuk dipercepat di semester II ini karena manajemen bertujuan untuk meningkatkan take-rate, dengan take-rate tertinggi diharapkan berasal dari produk pinjaman. Sementara itu, BFIN memiliki rekam jejak yang kuat, dengan penyaluran pinjaman mencapai  rekor tertinggi sebesar Rp6,4 triliun pada kuartal IV/2022 dan pertumbuhan piutang 2022 sebesar 41 persen yoy,” sebut tim.

BNI Sekuritas menyatakan target harga teranya ROA yang diproyeksikan sebesar 5 persen (RoA jangka panjang) dan gearing yang dinormalisasi 6 kali, menyiratkan ROE yang dinormalisasi sebesar 30 persen. Dengan menggunakan biaya ekuitas sebesar 16 persen dan pertumbuhan jangka panjang sebesar 13 persen, kami memperoleh target Rp4.100, yang berarti P/BV 6,3 kali,” pungkas tim.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper