Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) melesat pada penutupan perdagangan Kamis, (16/2/2023).
Saham ARTO naik 160 poin atau 5,75 persen ke level Rp3.030 per saham. Selama perdagangan berlangsung, saham ARTO ditransaksikan sebanyak 15.324 kali dengan saham yang beredar 75,69 juta. Adapun nilai transaksi diperkirakan mencapai Rp224,5 miliar.
Penguatan saham ARTO pada hari ini bertepatan dengan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Februari 2023 yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) tetap 5,75 persen.
"Rapat Dewan Gubernur [RDG] Bank Indonesia pada 15 dan 16 Februari 2023 memutuskan menahan BI 7-Day Reverse Repo Rate [BI7DRR] sebesar menjadi 5,75 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (16/2/2023). Sejalan dengan keputusan tersebut, suku bunga Deposit Facility tetap di level 5 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap 6,5 persen.
Sementara itu, Manajemen Bank Jago menyatakan fokusnya untuk menyalurkan pinjaman melalui ekosistem guna memperdalam penetrasi ke segmen unbanked dan underbanked. Perseroan mengincar memperbesar kerjasama pembiayaan kepada PT BFI Finance Tbk (BFIN).
Selain itu, masuknya Patrick Walujo dalam jajaran komisaris GOTO ikut mengerek optimisme pasar. Pasalnya Patrick juga tercatat sebagai investor pada kedua perusahaan. GOTO berencana menggenjot bisnis lending dalam rangka mempercepat profitabilitas, melalui produk GopayLater Cicil, GopayPinjam dan Go Modal, sementara Jago akan menjadi penyedia dananya.
Baca Juga
Technical Analyst MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan penguatan saham ARTO hari ini karena penguatan secara makro. “ Penguatan saham ARTO didorong oleh sentimen positif karena indeks Nasdaq di AS masih kuat serta sektor teknologi juga masih terus rebound," katanya dalam riset, Kamis (16/2/2023).
Herditya merekomendasikan saham ARTO dengan rating spekulasi beli dengan target jangka pendek Rp3.170 sampai Rp3.300. Menurutnya kenaikan ARTO belum cukup solid secara teknikal dan masih menunggu sinyal pergerakan berikutnya.