Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi di Bank Nobu (NOBU) Merugi, Ini Rencana Matahari (LPPF) Selanjutnya

Nilai investasi Matahari (LPPF) di saham Bank Nobu (NOBU) diketahui mengalami penurunan nilai. Lalu, apa rencana Matahari selanjutnya?
Gerai baru PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF)/Dok.Perusahaan
Gerai baru PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF)/Dok.Perusahaan

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) menyatakan tidak memiliki rencana untuk menambah investasinya di PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU). Nilai saham LPPF yang ditanam di Bank Nobu sejak akuisisi sebagian saham pada 2020 tercatat melanjutkan penurunan.

Bank Nobu pernah diterpa kabar merger dengan Bank MNC dalam rangka meningkatkan kapasitas menjadi bank dengan modal inti Rp6 triliun dengan kategori KBMI 2. CEO Matahari Terry O’Connor tidak berkomentar lebih jauh soal kabar tersebut.

“Kami tidak bisa mengomentari soal kabar merger Bank Nobu. Namun, kami tidak memiliki rencana lebih jauh untuk menambah investasi di luar bisnis inti kami,” kata Terry dalam Earnings Calls 2022 pada Jumat (24/2/2023).

Terry menilai sektor perbankan memiliki banyak peluang yang bisa ditangkap di tengah perkembangan digital. Meski demikian, dia mengatakan LPPF masih berada pada tahap wait and see pada investasi pada instrumen ekuitas yang dimiliki.

“Posisi kami sebagai pemegang saham memberi kami proximity pada strategi finansial yang bisa mendukung rantai pasok. Ini juga memberi kami kesempatan untuk mengeksplorasi layananan finansial dan layanan konsumen untuk pelanggan kami,” tambahnya.

LPPF resmi menjadi salah satu pemegang saham terbesar NOBU pada 4 November 2020 setelah mengambil alih 728 juta saham Bank Nobu dari  PT Inti Anugerah Pratama.

Dalam transaksi tersebut, Matahari mengakuisisi saham NOBU seharga Rp755 per saham atau total Rp549,60 miliar. LPPF menguasai 16,4 persen dari total modal disetor Bank Nobu.

Per 31 Desember 2022, nilai investasi pada Bank Nobu berada di angka Rp400,4 miliar atau turun dari posisi akhir Desember 2021 Rp516,88 miliar.

Penurunan ini disebabkan oleh nilai wajar saham NOBU yang hanya sebesar Rp550. LPPF melaporkan penurunan investasi ini sebagai kerugian atas nilai wajar sebesar Rp116,48 miliar.

Sinyal LPPF untuk tidak menambah investasi di NOBU telah terlihat sejak 2021 ketika perusahaan memutuskan untuk absen dalam rights issue Bank Nobu. Akibat ketidakikutsertaan tersebut, kepemilikan saham LPPF dalam Bank NOBU terdilusi menjadi 15,82 persen.

CFO Matahari Niraj Jain menambahkan bahwa LPPF kembali tidak mengeksekusi haknya dalam rights issue yang digelar NOBU pada Februari ini. Dalam aksi korporasi tersebut, NOBU menawarkan 681,81 juta saham baru dengan harga Rp592 sehingga dana rights issue yang dihimpun sebesar Rp403,63 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper