Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) bakal mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp500 miliar pada 2023.
Direktur Keuangan Matahari Niraj Jain mengatakan capex tersebut akan dipakai untuk membuka gerai-gerai baru. Sebagaimana diketahui, Matahari menargetkan total gerai yang beroperasi sampai akhir 2023 sebanyak 160 unit atau lebih.
“Capex juga akan dipakai untuk renovasi toko serta pengembangan teknologi dan pemeliharaan,” kata Niraj dalam Earnings Call 2022 pada Jumat (24/2/2023).
Niraj menambahkan bahwa Matahari tidak memiliki rencana akuisisi untuk investasi baru pada 2023. Sebaliknya, LPPF bakal mengalokasikan Rp1 triliun untuk membeli kembali saham publik atau buyback dalam rangka menambah nilai saham bagi para investor.
CEO Matahari Terry O'Connor pada kesempatan yang sama menjelaskan bahwa Matahari telah membuka dua gerai baru pada 2023 dan akan membuka lima gerai baru lainnya sebelum Lebaran.
Selain mengandalkan gerai Matahari, LPPF berencana membuka tiga gerai produk premium di mal-mal A+, tetapi bukan termasuk mewah. Terry mengatakan gerai produk premium masih dalam tahap pengembangan tim Matahari, tetapi diharapkan bisa segera meluncur pada 2023.
Baca Juga
“Kami juga akan meluncurkan merek baru Suko dengan target 20 toko pada 2023. Sebelum Lebaran kami akan membuka tiga sampai empat pop-up stores sehingga konsumen bisa mengecek,” kata Terry.
Suko bakal menghadirkan produk pakaian sehari-sehari dengan desain yang menjangkau berbagai kalangan. Terry menyebutkan harga jual produk di Suko berkisar Rp149.000—Rp599.000 atau 10—15 persen di bawah rata-rata harga global.
LPPF tercatat membuka 10 gerai baru sepanjang 2022 dan meluncurkan wajah baru department store-nya pada pengujung tahun. Berdasarkan laporan keuangan tahun lalu, arus kas yang dipakai LPPF untuk Aktivitas investasi mencapai Rp278,41 miliar atau naik daripada 2021 sebesar Rp186,79 miliar.
Matahari mengakumulasi pendapatan bersih sebesar Rp6,45 triliun atau naik 15,5 persen dibandingkan dengan 2021 yang berada di angka Rp5,58 triliun.
Seiring dengan kenaikan pendapatan tersebut, Matahari berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp1,38 triliun atau meningkat 51,52 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp912,85 miliar. Laba pada 2022 juga telah berada di atas 2019 atau sebelum pandemi yang saat itu bertengger di Rp1,36 triliun.