Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) anjlok dalam perdagangan perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (24/2/2023).
Pada akhir sesi I, saham PGEO anjlok 6,86 persen atau 60 poin menjadi Rp815, dari harga IPO Rp875 per saham. Total transaksinya mencapai Rp373,1 miliar, tertinggi di antara saham lainnya.
Sepanjang pagi ini, saham PGEO bergerak di rentang Rp815-Rp925. Kapitalisasi pasarnya Rp33,74 triliun, dengan valuasi PER 11,93 kali dan PBV 1,79 kali.
Anjloknya saham PGEO pun memupuskan harapan Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury, yang dalam sambutannya menyampaikan semoga saham PGEO mampu menguat.
"Semoga saham PGE ke zona hijau," paparnya menutup sambutan dalam seremoni pencatatan saham perdana PGEO di Bursa, Jumat (24/2/2023).
Dalam sambutan, Pahala juga menyampaikan IPO PGEO dapat membuat perusahaan menjadi semakin terbuka, akuntabel, dan profesional. Hal itu juga menjadi salah satu upaya Kementerian BUMN mengakselerasi Grup Pertamina, sebagai entitas induk PGEO.
Baca Juga
"IPO PGEO menjadi salah satu upaya Kementerian BUMN agar Pertamina menjadi semakin profesional," paparnya.
Dalam 30 tahun masa beroperasinya, PGEO mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 627 MW. Rencananya, dalam 4 tahun ke depan, kapasitas tersebut naik sekitar 2 kali lipat menjadi 1.272 MW.
Menurut Pahala, dalam aksi IPO PGEO menggaet sejumlah mitra investor, baik domestik maupun asing. Harapannya, kemitraan tersebut dapat mempercepat target PGEO meningkatkan kapasitas pembangkit listrik.
"Kuncinya untuk kompetitif adalah kecepatan. Bagaimana kemitraan setelah IPO mengakselerasi dalam 4 tahun meningkatkan kapasitas hampir 2 kali lipat," imbuhnya.
Kementerian BUMN juga berharap penambahan pasokan listrik dari PGEO dapat mendorong ketersediaan energi yang semakin efisien dan meluas. Selain itu, bersama mitra, PGEO dapat menerapkan perkembangan teknologi sehingga dapat menyediakan energi listrik dengan biaya yang lebih terjangkau.
Indonesia memiliki potensi energi panas bumi hinga 25 giga watt. Potensi tersebut tentunya harus dikelola dengan baik khususnya untuk kebutuhan masyarakat dan industri.
Dalam IPO, PGEO menawarkan ke masyarakat sebanyak 10,35 miliar saham biasa atas nama, yang mewakili sebesar 25,00 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan dan ditawarkan dengan Harga Penawaran Rp875 setiap saham. Perseroan telah melaksanakan Penawaran Umum sejak 20 - 22 Februari 2023 dan berhasil meraih dana sebesar Rp9,05 triliun.
Lebih lanjut Perseroan juga mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 1,50 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham atau sebanyak banyaknya 630.398.000 saham untuk Program Opsi Pembelian Saham Kepada Manajemen dan Karyawan Perseroan (Management and Employee Stock Option Program/ MESOP).