Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar AS menguat usai pertemuan The Fed yang bertekad untuk menahan laju kenaikan suku bunga untuk menjinakkan inflasi yang terus-menerus tinggi.
Greenback naik pada akhir perdagangan membuat sterling turun 0,58 persen menjadi ke posisi US$1,2036, sementara euro turun 0,44 persen menjadi US$1,0600 per dolar AS. Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,40 persen pada 104,57,lebih rendah dari tertinggi 104,59 yang dicapai pada hari sebelumnya.
"Risalah Fed baru saja dirilis yang menunjukkan bahwa beberapa pejabat dapat mendukung kenaikan 50 basis poin pada pertemuan terakhir, meskipun sebagian besar mendukung hasil 25 basis poin. Hal ini tentunya mendukung dolar AS, yang sekarang sedikit lebih kuat terhadap sebagian besar mata uang lainnya," kata Minh Trang, pedaganga valas senior di Silicon Valley Bank di Santa Clara, California dikutip dari Antara, Kamis (23/2/2023).
Menurutnya tema sepanjang Februari telah menjadi bias terhadap suku bunga yang lebih tinggi dan risalah The Fed konsisten dengan perspektif itu.
Risalah dari pertemuan Fed 31 Januari hingga 1 Februari mengatakan sebagian besar pejabat mendukung kenaikan seperempat poin karena kecepatan yang lebih lambat "akan lebih baik memungkinkan mereka untuk menilai kemajuan ekonomi" menuju penurunan inflasi ke target 2,0 persen. Tetapi beberapa peserta langsung menyukai peningkatan 50 basis poin yang lebih besar pada pertemuan tersebut atau mengatakan bahwa mereka dapat mendukungnya.
Presiden Fed St Louis, James Bullard pada Rabu (22/2/2023) menyatakan inflasi pada jalur yang berkelanjutan menuju target tahun ini atau risiko terulangnya tahun 1970-an ketika suku bunga harus berulang kali dinaikkan.
Baca Juga
Kisaran suku bunga target The Fed berdiri di 4,5 persen hingga 4,75 persen, telah meningkat pesat dari 0,0 persen hingga 0,25 persen pada Maret 2022. Tetapi pedagang berjangka dana Fed sekarang memperkirakan suku bunga dana fed akan mencapai 5,38 persen pada Juli, dan tetap di atas 5,0 persen tahun ini.
"Dolar bersama dengan pasar aset-aset bereaksi terhadap realisasi investor yang mungkin tergesa-gesa mengabaikan panduan hawkish Fed pada awal tahun ini. Rilis data AS yang lebih kuat dari perkiraan sejak awal bulan ini telah memperkuat pesan Fed tentang suku bunga yang lebih kuat untuk jangka waktu yang lebih lama,"kata Jane Foley, kepala strategi valas di Rabobank di London.