Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Bappebti: Transaksi Kripto Januari 2023 Turun Jadi Rp12 Triliun

Bappebti menyebut rata-rata transaksi kripto secara bulanan pada Januari 2023 turun menjadi Rp12 triliun dibandingkan 2022 sekitar Rp25 triliun per bulan.
Setyo Aji Harjanto
Setyo Aji Harjanto - Bisnis.com 21 Februari 2023  |  16:15 WIB
Bappebti: Transaksi Kripto Januari 2023 Turun Jadi Rp12 Triliun
Bappebti menyebut rata-rata transaksi kripto secara bulanan pada Januari 2023 turun menjadi Rp12 triliun dibandingkan 2022 sekitar Rp25 triliun per bulan. Bisnis - Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan terjadi penurunan transaksi kripto pada Januari 2023 dibandingkan dengan rata-rata bulanan pada 2022.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar, Tirta Karma Senjaya mengungkapkan bahwa total transaksi kripto pada Januari 2023 hanya Rp12 triliun. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan rata-rata transaksi kripto bulanan pada 2022 yang mencapai Rp25 triliun. Tirta berharap transaksi kripto bisa kembali meningkat pada Februari 2023.

Sementara itu, nilai transaksi kripto sepanjang 2022 tercatat sebesar Rp306,4 triliun. Angkanya menurun 64,3 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp858,76 triliun.

“Kita bandingkan 2022 yang terakhir-terakhir pun pergerakannya tidak beda jauh. Tahun 2022 paling tinggi di awal-awal, dengan rata-rata transaksi bulanan Rp25 triliun,” kata Tirta di Jakarta, Selasa (21/2/2023).

Dia mengaku Bappebti masih memplejari penyebab turunnya transaksi kripto. Tirta menduga salah satu penyebab turunnya transaksi kripto adalah kejatuhan LUNA dan FTX.

Menurut dia kejatuhan FTX yang diketahui merupakan pasar kripto terbesar di dunia, berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan masyarakat untuk berinvestasi di kripto. Alhasil investor kripto saat ini cenderung wait and see.

“Indonesia pun mulai berhati-hati walaupun memang kita menyampaikan meregulasi ini untuk mencegah hal-hal seperti kasus di Amerika (FTX) sehingga supaya tidak ada kejadian di Indonesia. Exchanger di kita diharapkan tidak kejadian seperti di Amerika,” katanya.

Sebelumnya, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengungkapkan nilai investasi aset kripto anjlok hingga 64,3 persen pada 2022, padahal jumlah investor di mata uang digital ini telah bertumbuh hingga mencapa 17 juta orang.

Bappebti yakin pertumbuhan investasi aset kripto akan positif di 2023 seiring meningkatnya kepercayaan investor.

Data Bappebti menunjukkan nilai transaksi kripto sepanjang 2022 tercatat sebesar Rp306,4 triliun. Angkanya menurun 64,3 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp858,76 triliun.

Plt. Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko mengatakan peminat aset kripto mengalami pertumbuhan namun nilai transaksinya semakin kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

aset kripto bappebti cryptocurrency
Editor : Hafiyyan

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top