Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pengelola klub Bali United PT Bali Bintang Sejahtera Tbk. (BOLA) menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum atau dana IPO.
Dalam laporan ini, BOLA menyampaikan menyimpan sebagian dana IPO-nya di bank milik konglomerat Chairul Tanjung atau CT, PT Bank Mega Tbk. (MEGA) dan Anthony Salim PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) senilai total Rp43,1 miliar.
Direktur Utama Bali Bintang Sejahtera Yabes Tanuri mengatakan hasil bersih dari penawaran umum BOLA setelah dikurangi biaya penawaran umum adalah sebesar Rp337,7 miliar.
Hingga Senin (20/2/2023), BOLA telah merealisasikan dana penawaran umumnya sebesar Rp13,45 miliar untuk fasilitas, Rp10,7 miliar untuk bisnis, Rp3,9 miliar untuk sporting, Rp153,4 miliar untuk entitas anak, dan Rp85,13 miliar untuk working capital.
"Sisa dana hasil penawaran umum adalah Rp71,02 miliar," kata Yabes dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/2/2023).
Menurut rencana, BOLA akan menggunakan sebesar Rp13,45 miliar untuk fasilitas, Rp10,8 miliar untuk kegiatan bisnis, Rp4 miliar untuk sporting, dan Rp153,5 miliar untuk entitas anak. Sementara sisanya sebesar Rp156 miliar untuk modal kerja.
Baca Juga
Adapun, dana hasil IPO yang belum digunakan BOLA senilai Rp71,02 miliar disimpan pada beberapa deposito bank dan obligasi. Rinciannya, sebesar Rp17,92 miliar disimpan pada Bank BCA.
Lalu, sebesar Rp18 miliar disimpan di deposito Bank INA milik Anthony Salim, dan sebesar Rp25,1 miliar disimpan di deposito bank milik CT, Bank Mega. Sisanya sebesar Rp10 miliar disimpan pada obligasi PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR).
Sebagai informasi, per 30 September 2022, BOLA mencatatkan pendapatan Rp259,09 miliar atau meroket hingga 197 persen dari periode yang sama pada tahun lalu. Pada 2021, BOLA membukukan pendapatan sebesar Rp87,22 miliar.
Pendapatan BOLA terdiri dari manajamen klub, sport agency, dan lainnya. Secara rinci, pendapatan dari manajemen klub meningkat 257 persen menjadi Rp71,82 miliar, sport agency meningkat 116 persen menjadi Rp135,62 miliar, dan lainnya meroket 1.036 persen menjadi Rp51,63 miliar.
BOLA mencetak laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp29,97 miliar pada kuartal III/2022. Laba ini turun drastis 73,79 persen dari Rp114,37 miliar secara yoy.