Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (17/2/2023) tertekan indeks dolar AS yang menguat 0,25 persen ke posisi 104.222
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 0,23 persen atau 35,5 poin ke posisi Rp15.194. Sementara itu, mata uang Asia Pasifik terpatau dibuka bervariasi.
Yen Jepang bergerak melemah sebesar 0,55 persen, Dolar Hong Kong menguat 0,02 persen, Dolar Singapura melemah 0,26 persen dan Dolar Taiwan melemah 0,34 persen.
Won Korea melemah sebesar 1,06 persen, Peso Philiphina melemah 0,29 persen, Rupee India melemah 0,05 persen, Yuan China menguat 0,10 persen, Ringgit Malaysia melemah 0,63 persen dan Bath Thailand melemah 0,49 persen.
Sebelumnya, Macro Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi mengatakan sebagian besar pasar keuangan diliputi dengan sentimen positif setelah pengumuman data-data makro dirilis di antaranya penjualan ritel di AS tumbuh lebih tinggi dibanding ekspektasi yang menunjukan ketangguhan ekonomi domestik negara Paman Sam.
Selain itu, tingkat inflasi di Inggris bergerak lebih rendah dari perkiraan dan data aktual periode sebelumnya yang mengindikasikan bahwa tekanan harga mungkin sudah melewati titik puncaknya dan akan melandai kedepannya.
"Penjualan ritel yang kuat di AS kembali mempertebal ekspektasi bahwa The Fed dapat saja menaikan bunga acuannya sampai ke level 5,50 persen atau lebih tinggi daripada target terminal rate saat ini di 5,25 persen. Karenanya, imbal hasil UST 10Y kembali bullish dengan naik 7bps ke 3.81 persen tertinggi sejak akhir tahun lalu,” jelasnya dalam riset, dikutip Jumat (17/1/2023).
Baca Juga
Di lain sisi, pelaku pasar domestik masih mencerna langkah Bank Indonesia yang menahan kenaikan bunga acuan di level 5,75 persen untuk saat ini, di tengah tekanan eksternal.
Sebelumnya, rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15 dan 16 Februari 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen, suku bunga deposit facility tetap sebesar 5,00 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 6,50 persen.
“Kami belum melihat tekanan beli akan mengambil alih pergerakan pasar dalam jangka pendek, sehingga rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp15.200 per dolar AS jika BI tidak merubah suku bunga acuannya,” paparnya.