Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja reksa dana dengan underlying saham maupun obligasi disebut terpengaruh beberapa sentimen. Dari global, sentimen hard landing versus soft landing ekonomi Amerika Serikat dan pembukaan kembali ekonomi Tiongkok setelah kebijakan zero Covid menjadi perhatian investor.
Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Eri Kusnadi mengatakan dalam jangka pendek kinerja pasar investasi baik saham maupun obligasi dapat bervariasi dan berfluktuasi mengikuti sentimen pasar yang ada.
“Harapan harapan jangka pendek dapat mendorong pasar naik, sedangkan kebalikannya ketakutan ketakutan jangka pendek bisa membuat harga aset terkoreksi,” katanya menjawab pertanyaan Bisnis, Selasa (14/2/2023).
Eri menyebutkan pada awal tahun ada beberapa sentimen yang bercampur terutama probabilitas hard landing versus soft landing ekonomi Amerika dan pembukaan kembali ekonomi China.
“Dinamika ini kami rasa akan masih berlanjut selama beberapa saat ke depan, terutama di sekitar pertamuan The Fed [FOMC] bulan Maret dan Mei,” jelasnya.
Meski demikian, Eri menyebutkan bahwa saat ini investor tidak perlu melakukan hal khusus karena reksa dana dan situasi pasar yang dinamis dan fluktuatif.
Baca Juga
“Di tengah pasar yang dinamis dan fluktuatif, tidak ada hal khusus yang perlu dilakukan oleh investor, selain semakin fokus dan disiplin pada perencanaan investasi dan keuangan yang sudah dibuat oleh investor,” kata Eri Kusnadi.
Gejolak pasar jangka pendek terutama akibat sentimen fundamental ekonomi dalam negeri yang baik, kata Eri, dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan menambah investasi sesuai profil risiko.
“Selain itu dengan dasar perekonomian Amerika tahun ini, seharusnya kita bisa melihat akan tren pembalikan sentimen ke depannya. Saat ini kalau kami perhatikan sentimen regional dan global akan lebih dominan dalam jangka pendek, baik itu reopening Tiongkok serta kebijakan suku bunga serta data perekonomian Amerika,” jelasnya.
Sebelumnya, laporan Infovesta Utama pada Senin (13/2/2023) menunjukkan kinerja reksa dana saham pada periode 6–10 Februari 2023 minus sebesar 0,46 persen. Reksa dana campuran minus sebesar 0,30 persen dan Reksa dana pendapatan tetap minus sebesar 0,03 persen. Sedangkan pada reksa dana pasar uang meningkat 0,08 persen.
Sentimen penggerak pasar dalam sepekan terakhir, berdasarkan laporan Infovesta, dipengaruhi oleh rilis data PDB Indonesia pada kuartal IV/2022 yang mengalami peningkatan.