Bisnis.com, JAKARTA – Emiten industri keramik PT Arwana Citramulia Tbk. (ARNA) membukukan kinerja penjualan bersih sebesar Rp2,58 triliun sepanjang 2022.
Berdasarkan laporan keuangan pada laman Bursa Egek Indonesia (BEI), ARNA membukukan penjualan neto sebesar 2,58 triliun. Perolehan ini tumbuh 1,25 persen dibandingkan dengan penjualan neto tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp2,55 triliun.
Penjualan tersebut mayoritas berasal dari pihak-pihak berelasi sebesar Rp2,29 triliun dengan total penjualan kepada PT Catur Sentosa Adiprana Tbk. (CSAP) sebesar Rp1.83triliun atau sebesar 71,02 persen dari total penjualan kepada pihak berelasi. Sementara itu penjualan kepada pihak ketiga tercatat sebesar Rp309,97 miliar.
Sementara itu beban pokok terpantau turun menjadi Rp1,53 triliun, angka tersebut turun tipis dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat sebesar Rp1,63 triliun. Alhasil, ARNA membukukan laba kotor Rp 1,05 triliun, naik dari Rp 919,12 miliar di 2021.
Kemudian laba usaha dan laba sebelum pajak beban pajak penghasilan masing-masing Rp 741,84 miliar dan Rp 746,09 miliar pada 2022.
Jumlah liabilitas ARNA tercatat sebesar Rp745,7 miliar atau mengalami kenaikan 11,24 persen dibandingkan dengan 2021 yang tercatat sebesar Rp670,35 miliar. Rincian liabilitas ialah, liabilitas jangka pendek sebanyak Rp685,89 miliar dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp59 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, total ekuitas hingga akhir Desember 2022 mencapai Rp1,83 triliun atau meningkat dibanding posisi per akhir Desember 2021 yang sebesar Rp1,57 triliun. Sedangkan aset ARNA tercatat sebesar 2,57 triliun atau naik 14,93 persen dibandingkan tahun 2021.
Meski demikian, kinerja saham ARNA tidak semenarik kinerja keuangannya. Pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (14/2/2023) terpantau saham ARNA turun 3,48 persen ke posisi Rp970 per saham. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp7,12 triliun.
Secara akumulasi, saham ARNA telah turun 6,28 persen dalam sepekan atau 2,51 persen secara year to date.