Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Tahun Politik, Aksi IPO Diprediksi Kian Semarak di 2023

Memasuki tahun politik di 2023 ini, aksi IPO dinilai akan kian semarak. Secara histors dari 3 kali Pemilu, kondisi pasar modal selalu kondusif.
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Aksi penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pada tahun 2023 diperkirakan akan semakin semarak, menjelang tahun politik 2024.

Direktur Utama Lotus Andalan Sekuritas Wientoro Prasetyo memperkirakan outlook IPO pada tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Pasalnya, ketidakpastian selama tahun 2022 telah berkurang di 2023.

"Kalau tahun lalu, ketidakpastian masih tinggi dari suku bunga dan segala macam. Tahun ini kelihatannya lebih mereda, dan suku bunganya juga lebih bisa diprediksi, harusnya [IPO] oke," ucap Wientoro di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Dia melanjutkan, dengan tahun 2024 yang merupakan tahun politik, penawaran umum pada semester II/2023 menurutnya masih akan baik.

"Yang penting jangan sampai tidak pasti saja dari sisi politiknya. Kalau dari sisi bisnis sih oke-oke saja," tuturnya.

Adapun pada tahun ini, Wientoro menuturkan Lotus Andalan Sekuritas akan membawa dua perusahaan lagi untuk melantai di BEI. Perusahaan tersebut berasal dari sektor properti, dan satu perusahaan lagi belum dapat diumumkan.

Dia melanjutkan, kapitalisasi kedua perusahaan tersebut berada di bawah Rp1 triliun.

Hingga saat ini, Lotus Andalan Sekuritas tercatat telah membawa tiga perusahaan melantai di Bursa sejak awal tahun. Perusahaan teranyar yang dibawa melantai di Bursa adalah produsen chip, PT Pelita Teknologi Global Tbk. (CHIP), dengan raihan dana Rp32 miliar.

Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan Bursa melihat dampak dari Pemilu secara historikal 3 kali Pemilu, atau 13 tahun tidak berpengaruh terhadap transaksi maupun jumlah perusahaan tercatat di Bursa.

"Terbukti sampai saat ini sudah 11 perusahaan tercatat, ada 38 sudah ada di pipeline," ucap Nyoman di Jakarta, Kamis (2/2/2023).

Nyoman melanjutkan, dirinya melihat penduduk Indonesia sudah bisa memilih dengan cerdas antara ekonomi ambience dan politik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper