Bisnis.com, JAKARTA — PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan tidak akan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada 2023. ASDP saat ini masih menunggu arahan dari menteri BUMN Erick Thohir .
Direktur Perencanaan dan Pengembangan ASDP Harry MAC pihaknya tetap melakukan persiapan IPO meski tidak akan terealisasi tahun ini. ASDP masih menunggu arahan dari Kementerian BUMN apakah IPO dapat terlaksana pada 2024.
“Kita sudah sampaikan ke kementerian BUMN dan kementerian [menyebut] tidak tahun ini karena ada rencana beberapa bumn yang IPO. Jadi kita ngikut persetujuan Menteri,” ujar Harry di Gedung Kementerian BUMN, Rabu (8/2/2023).
Lebih lanjut, Harry mengatakan pihaknya percaya Kementerian BUMN telah menyiapkan formula yang tepat bagi ASDP untuk masuk ke pasar modal. Adapun ia enggan merincikan kapan ASDP dapat melakukan IPO karena masih terdapat beberapa dinamika.
Selain itu, Harry menyebut pihak dapat menggunakan cara lain untuk memenuhi kebutuhan modal. Beberapa opsi yang dipertimbangkan adalah menggunakan dana internal, penerbitan medium term notes atau surat utang jangka pendek, maupun IPO.
ASDP sebelumnya disebut akan memperoleh dana segar dari publik lewat mekanisme IPO senilai Rp3,5 triliun hingga Rp 4,5 triliun. Saham baru yang bakal dilego ke publik maksimal adalah sebesar 25 persen.
Baca Juga
Meski demikian, Harry mengatakan kebutuhan dana ASDP tidak sampai Rp3,5 triliun pada 2023. Hal ini lantaran ASDP baru saja menyelesaikan proses akuisisi dari PT Jembatan Nusantara pada awal 2022.
Sebagai informasi, PT Jembatan Nusantara merupakan perusahaan kapal ferry swasta yang memiliki jumlah kapal sebanyak 53 unit dan mengoperasikan enam lintasan Long Distance Ferry (LDF). Akuisisi oleh ASDP akan menambah portofolio kekuatan armada serta lintasan yang dioperasikan perusahaan pelat merah tersebut.
Berkat akuisisi ini, unit kapal yang dimiliki ASDP bertambah dari 166 unit kapal menjadi 219 unit kapal. Ini mengukuhkan posisi ASDP sebagai perusahaan ferry dengan jumlah armada terbesar di Indonesia, bahkan dunia.
Namun, ia menyebut ASDP tetap membutuhkan dana untuk pembiayaan proyek-proyek lainnya. Salah satunya adalah Bakauheni Harbour City yang sedang dikejar pengembangannya.
“Tentu bisnis core pelabuhan dengan kapal [fokus ASDP]. Kemudian kita juga ada pengembangan Bakauheni Harbour City itu juga salah satu yang lagi kita kejar,” jelasnya.