Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Naik 1 Persen, Menyambut China di Era New Normal

Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan setengah dari pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini berasal dari China.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak naik pada akhir perdagangan Senin (6/2/2023) waktu setempat setelah sesi perdagangan yang fluktuatif. Pelaku pasar mempertimbangkan kembalinya permintaan dari China terhadap kekhawatiran pasokan dan pertumbuhan yang lebih lambat di beberapa negara ekonomi terbesar. 

Mengutip Antara, Selasa (7/2/2023), harga minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret terangkat 72 sen atau 1,0 persen menjadi menetap di US$74,11 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah mencapai tertinggi sesi US$74,41 dan terendah US$72,25.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April bertambah US$1,05 atau 1,3 persen, menjadi ditutup pada US$80,99 per barel di London ICE Futures Exchange, setelah diperdagangkan antara US$79,10 dan US$81,25 per barel.

Harga didukung oleh prospek pemulihan China setelah pelonggaran pembatasan Covid-19.

Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan setengah dari pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini berasal dari China, kepala lembaga tersebut mengatakan pada Minggu (5/2/2023), menambahkan bahwa permintaan bahan bakar jet melonjak.

Namun menahan kenaikan, ledakan angka pekerjaan AS pada Jumat (3/2/2024) meningkatkan ekspektasi bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve tidak akan berakhir dengan hard landing. Bank Sentral AS mungkin memiliki lebih dari satu kenaikan suku bunga lagi, yang dapat mengekang pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar lebih rendah.

Dolar juga naik ke level tertinggi tiga minggu terhadap euro pada Senin (6/2/2023). Dolar yang lebih kuat biasanya mengurangi permintaan minyak berdenominasi dolar dari pembeli yang membayar dengan mata uang lain.

"Anda memiliki dolar yang kuat, Anda berada dalam lingkungan yang umumnya berisiko," kata Robert Yawger, direktur eksekutif energi berjangka Mizuho.

WTI dan Brent turun 3,0 persen Jumat lalu (3/2/2023) setelah data pekerjaan AS yang kuat.

Kekhawatiran pasokan terus mempengaruhi pasar karena operasi di terminal minyak Turki di Ceyhan dihentikan setelah gempa besar melanda wilayah tersebut.

Terminal BTC, yang mengekspor minyak mentah Azeri ke pasar internasional akan ditutup pada 6-8 Februari sementara operator menilai kerusakan akibat gempa, kata seorang agen pengiriman Turki.

Namun, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS kemungkinan naik sekitar 2,2 juta minggu lalu.

Selain itu batasan harga pada produk Rusia mulai berlaku pada Minggu (5/2/2023), dengan negara-negara Kelompok Tujuh, Uni Eropa dan Australia menyepakati batas US$100 per barel untuk minyak diesel dan produk lain yang diperdagangkan dengan harga premium terhadap minyak mentah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper