Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SWF Norwegia Beli Saham GOTO, Cek Rekomendasi Sahamnya

SWF asal Norwegia Norges Bank Investment Management (NBIM) tercatat memborong saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) sejak lock up saham dibuka.
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Sovereign Wealth Fund (SWF) asal Norwegia Norges Bank Investment Management (NBIM) tercatat memborong saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) sejak lock up saham dibuka. Lalu, bagaimana prospek dari saham GOTO setelah ini?

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan masuknya SWF Norwegia ke saham GOTO menjadi salah satu sentimen yang sangat positif bagi GOTO. "Hal ini merupakan salah satu point lebih, bahwa GOTO mendapatkan kepercayaan dari investor" kata Nico kepada Bisnis, Selasa (7/2/2023).

Dia melanjutkan, masuknya investor dengan komitmen investasi jangka panjang seperti SWF, merupakan bentuk konfirmasi bahwa saham GOTO dikoleksi bukan untuk berburu cuan jangka pendek . "Apalagi dengan ekosistem digital yang mereka miliki yang dimana memiliki kemampuan multiplier effect," ucapnya.

Direktur Equator Swarna Capital Hans Kwee menambahkan penguatan harga saham GOTO yang diikuti masuknya arus modal asing juga dipengaruhi oleh perubahan persepsi investor terhadap saham teknologi. Hal ini tak lepas dari arah kebijakan suku bunga the Fed setelah melihat data data ekonomi terbaru.

“Dari tahun lalu kenaikan [suku bunga] 50 basis poin, tetapi di awal tahun terbukti 25 bps naiknya. Mungkin kemudian setelahnya 25 bps, The Fed akan tertahan dan turun, kemudian di seluruh dunia mulai akan melambat itu penyebab sentimen positif,” kata Hans.

Di saat kebijakan moneter mulai berubah arah, kata Hans, perusahaan teknologi terus berbenah dengan menciptakan efisiensi di berbagai lini. Hal ini membangkitkan optimisme investor terhadap prospek bisnis ke depan. “GOTO tercatat sudah melakukan berbagai improvisasi seperti efisiensi karyawan, mengurangi bakar uang dan menajamkan strategi untuk mencapai profit lebih cepat. GOTO juga mulai mengenakan biaya administrasi, menaikan tarif untuk menaikan kinerjanya,” katanya.

Faktor penting lainnya adalah kompetisi di bisnis ini sudah makin mengerucut. Pasarnya sudah terkunci sehingga menutup peluang munculnya pemain baru di industri ini. “Kita harus tahu industri teknologi sudah terkunci, kalau mau buat yang baru, founder sudah jarang yang mau. Tidak mudah membuat perusahaan sebesar GOTO,” kata Hans.

Menurut Analis Ciptadana Sekuritas Gani penerimaan pasar terhadap upaya monetisasi dan pengurangan biaya, GOTO diprediksi tak membutuhkan pendanaan eksternal untuk mencapai EBITDA margin positif tahun depan.

GOTO sebelumnya telah menerapkan skema biaya baru dengan menyesuaikan take rate berkisar level 1-6,5 persen sesuai dengan kategori. Menariknya, peningkatan take rate yang dilaksanakan bersamaan dengan pemotongan biaya ini ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap pangsa pasar e-commerce perseroan, karena para pesaingnya juga melakukan hal serupa.

“Melihat realisasi tersebut, kami memperkirakan take rate segmen e-commerce perseroan akan naik menjadi 4 persen pada 2023, dibandingkan tahun 2022 sekitar 3,2 persen. Hal ini tentu akan memperbesar pendapatan perseroan,” tulis riset Ciptadana.

Ciptadana Sekuritas juga memberikan pandangan positif terhadap konsistensi perseroan untuk memperkuat logistik dan hyperlocal yang akan berdampak positif terhadap pendapatan Gojek dan Tokopedia. Konsep ini tentu akan menciptakan efisiensi biaya pengiriman dan secara bersamaan mempermudah konsumen untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan.

Berbagai kondisi positif tersebut mendorong Ciptadana Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham GOTO dengan target harga Rp 190. Saat ini, saham GOTO ditransaksikan pada EV/pendapatan kotor sekitar 3,1-2,3 kali untuk tahun 2023-2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper