Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan, Selasa (7/2/2023). Adapun saham BBCA, BBRI, BMRI, dan GOTO paling laris diperdagangkan hari ini.
Berdasarkan data RTI pukul 15.01 WIB, IHSG ditutup menguat 0,89 persen atau naik 61,51 poin ke level 6.935,3. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak pada rentang 6.886,5 hingga 6.946.
Terdapat 272 saham menguat, 245 saham melemah, dan 208 saham stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp9.584 triliun.
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi saham yang paling laris diperdagangkan hari ini. Sebanyak 116 juta saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp1 triliun. Adapun saham BBCA naik 1,43 persen ke level 8.850.
Berikutnya saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, (BBRI) mencatatkan nilai transaksi Rp658,1 juta dengan 138,2 juta saham diperdagangkan. BBRI naik 0,21 persen ke level 4.750.
Kemudian saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan nilai transaksi Rp594,8 miliar dan diperdagangkan sebanyak 58,8 juta saham. Saham BMRI terpantau naik 3,04 persen ke level 10.175.
Baca Juga
Selain itu, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp387 miliar dengan 3,1 miliar saham diperdagangkan. Saham GOTO naik 2,50 persen ke level 123.
Sebelumnya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo mengatakan Bursa AS ditutup sedikit lebih rendah di mana investor mencerna arah kebijakan moneter Fed. The Fed mengharapkan adanya pelemahan laporan pekerjaan untuk mengubah arah suku bunga.
Imbal hasil treasury AS secara umum naik karena investor berspekulasi bahwa Fed mungkin akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dari ekspektasi.
Sementara itu, harga minyak mentah AS naik 1,3 persen menjadi US$74,4 per barel di tengah kekhawatiran pasokan, sementara permintaan dari China berpeluang meningkat.
Dari dalam negeri, pertumbuhan PDB Indonesia mencapai 5,31 persen pada tahun 2022, tertinggi dalam hampir satu dekade, didorong oleh kenaikan harga komoditas, naiknya aktivitas publik, dan perpaduan kebijakan fiskal dan moneter untuk mempertahankan daya beli.
BI memperkirakan pertumbuhan PDB akan melambat menjadi 4,5-5,3 persen pada tahun 2023 di tengah ketidakpastian ekonomi global, menurunnya harga komoditas, inflasi tinggi, dan suku bunga.
Sementara itu, terkait suku bunga perbankan di Indonesia yang dinilai terlalu tinggi dapat melemahkan sentimen dalam jangka pendek.
"Meskipun kami percaya bahwa margin di sebagian besar bank, terutama bank menengah-besar, sudah berada pada tingkat optimal untuk menutupi risiko dan biaya, sekaligus memberikan keuntungan yang layak bagi bank," kata Handiman.