Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang Grup Saratoga, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) bakal segera mendapatkan tambahan sentimen positif dengan membawa anak usahanya, PT Merdeka Battery Materials (MBM) untuk melantai atau IPO di bursa pada kuartal pertama tahun ini.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan mengungkapkan selain IPO, sentimen positif datang dari salah satu proyek yang digarap MBM, proyek AIM (Acid, Iron, Metal) diperkirakan akan mulai beroperasi akhir tahun ini. Proyek ini diperkirakan bisa memproduksi 1,2 juta ton asam dan 1,3 juta ton uap sebagai komponen yang dibutuhkan oleh HPAL.
Adapun, proyek AIM ini diperkirakan bisa mencapai kapasitas penuh pada kuartal II/2024. Selain dari asam dan uap, pabrik tersebut juga ditargetkan akan memproduksi biji besi, katoda tembaga, emas, dan perak pada kuartal II/2024 sampai kuartal I/2025.
Selain itu, ada pula proyek smelter yang digarap bersama perusahaan asal China, ZHN, yang memiliki kapasitas 50.000 ton dan diperkirakan bisa mulai beroperasi pada kuartal ketiga tahun ini.
Smelter MBM lainnya seperti Cahaya Smelter Indonesia (CSI) sudah beroperasi selama dua tahun dengan kapasitas 19.000 tons.
“MBM juga berencana memasang konverter nikel matte di pabrih ZHN dan CSI dan diharapkan konverter tersebut bisa beroperasi pada April 2024,” ungkapnya dalam riset, Senin (6/2/2023).
Baca Juga
Hasan mengungkapkan ada pula potensi dari tambang nikel ore MBM, Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) di Konawe yang menjual nikel dalam bentuk saprolit dan limonit, dan akan mulai memasarkan pada Maret 2024 sebanyak 72.000 tons saprolit.
“MDKA berharap bisa mulai menjual limonit ke pabrik HPAL Tsingshan-Huayue mulai Juni 2023 sebanyak 250.000 ton. Di Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP) MBM juga berencana membangun HPAL with dengan total kapasitas 240.000 ton,” paparnya.
Dengan berbagai potensi yang ada dari operasional proyek MBM yang mulai berjalan tahun ini, BRI Danareksa Sekuritas memberikan rekomendasi Buy untuk saham induknya, MDKA, atas rencananya membawa MBM untuk IPO.
“Listing MBM nantinya juga akan membuka nilai-nilai potensial dari MDKA. Kami memberikan target harga untuk saham MDKA di Rp6.500 , tanpa memperhitungkan adanya tambahan dua HPAL di IKIP. Kalau dua proyek itu masuk hitungan, akan menjadi faktor pendorong tambahan untuk saham MDKA,” jelas Hasan.
Sebelumnya, Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) mengakui bahwa MBM ditargetkan akan IPO pada kuartal I/2023. Sayangnya Devin belum mau mengungkapkan target dana peroleham maupun total saham yang akan dilepas MBM saat IPO.
“Manajemen MDKA berharap tercatatnya saham MBM ke BEI akan menawarkan peluang bagi investor masuk ke perusahaan bahan baku baterai yang terintegrasi,” kata Devin.