Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Cerah Merdeka Copper (MDKA) Terpacu Segmen Nikel

Smelter nikel hasil kerja sama dengan ZHN yang akan mulai beroperasi tahun ini menjadi sentimen positif bagi saham MDKA.
Tambang Tujuh Bukit milik PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA)./merdekacoppergold.com
Tambang Tujuh Bukit milik PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA)./merdekacoppergold.com

Bisnis.com, JAKARTA – Prospek emiten tambang terafilisasi Sandiaga Uno, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) bakal makin cerah, dipacu oleh segmen nikelnya.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan menyebutkan kontribusi pendapatan dari segmen nikel untuk MDKA pada 2023 akan meningkat dengan dimulainya operasi smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) bersama PT Zhao Hui Nickel (ZHN) dan tambang Sulawesi Cahaya Mineral yang juga akan mulai mengirimkan Saprolit dan Limonit tahun depan.

Kabar baik lainnya adalah bahwa aset MDKA, Tujuh Bukit, diperkirakan akan merilis pernyataan cadangan tambangnya pada kuartal I/2023.

Proyek Tembaga Tujuh Bukit yang dimiliki 100 persen oleh MDKA memiliki Sumber Daya Mineral sebesar 1,78 miliar ton bijih dengan kadar 0,46 persen tembaga dan 0,50 g per ton emas yang mengandung sekitar 8,2 juta ton tembaga dan 28,6 juta oz emas, termasuk Sumber Daya Tertunjuk sebesar 372 juta ton pada 0,61 persen tembaga dan 0,68 gram per ton emas.

“MDKA telah menginvestasikan US$131 juta hingga saat ini untuk due dilligence yang terperinci dan perusahaan berharap laporan cadangan tambangnya akan selesai pada kuartal I/2023,” ungkap Hasan dalam riset, dikutip Sabtu (28/1/2023).  

Selain itu, kontribusi dari segmen nikel akan meningkat pada tahun 2023 dengan dimulainya operasi di smelter RKEF bersama ZHN yang diperkirakan akan mulai berproduksi pada kuartal III/2023 dan memproduksi sekitar 25 ribu ton nikel pada 2023 sebelum mencapai produksi optimal sebesar 48.000 ton pada 2024.

Tambang nikel perseroan di Sulawesi Cahaya Mineral [SCM] juga akan mulai menjual bijih nikel sekitar 50.000 ton pada kuartal IV/2022. Setelah pekerjaan jalan angkut selesai, perusahaan berharap dapat mengirimkan 3 juta ton saprolit.

SCM juga akan mulai mengirimkan limonit tahun depan dengan kapasitas 7 juta ton yang kami perkirakan akan mulai beroperasi pada kuartal II/2023.

“Dengan kontribusi aset tersebut, kami perkirakan laba MDKA masih mampu mencatatkan

Dengan sentimen yang ada, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi Buy untuk saham MDKA dengan target harga di Rp6.500. Pada akhir perdagangan Jumat (27/1/2023), harga saham MDKA sendiri bergerak turun 1,25 persen atau 60 poin ke Rp4.750.

“Kami yakin MDKA akan menerima manfaat dari sentimen ESG, karena perusahaan memproduksi dua produk utama yang akan mendapat manfaat dari transisi energi hijau, nikel dan tembaga,” katanya.

Adapun, risiko yang dihadapi di antaranya penyelesaian proyek yang tertunda, harga komoditas yang lebih rendah, dan insiden tak terduga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper