Bisnis.com, JAKARTA - Tren penguatan harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) diperkirakan terus berlanjut hingga akhir Februari setelah menancapkan tajinya pada Januari lalu. Pada sesi pertama pagi ini, harga saham GOTO mengalami kenaikan 7,96 persen ke Rp 122 per saham dan menduduki peringkat 1 di BEI.
Berdasarkan data RTI terdapat 5,98 miliar saham GOTO telah ditransaksikan sebanyak 61.713 kali dengan total transaksi mencapai Rp723 miliar. Nilai transaksi ini jauh mengungguli raksasa lainnya seperti BBCA Rp686 miliar, BMRI Rp374 miliar, TLKM Rp253 miliar dan BBNI Rp175 miliar.
Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana menyampaikan tren penguatan harga saham GOTO didorong oleh sentimen terhadap saham-saham teknologi yang semakin membaik. Antara lain keputusan The Fed dalam menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke 4,75 persen sejalan dengan ekspektasi pasar.
“Indeks Nasdaq pun sudah naik 13 persen sepanjang 2023, saham-saham teknologi rebound karena The Fed tidak seagresif sebelumnya dalam menaikkan suku bunga acuan” kata Radit.
Radit juga menambahkan tren inflasi di dalam negeri juga melandai sehingga ada harapan inflasi bisa ke sasaran target 2-4 persen tahun ini. Dengan inflasi yang melambat, suku bunga acuan juga kemungkinan juga tidak lagi agresif dikerek naik sehingga tidak membebani saham teknologi.
“Saat ini pelaku pasar juga menanti agenda GOTO untuk melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) minggu depan. Ini akan menjadi momentum positif selain peluang GOTO masuk konstituen indeks global,” tambah Radit.
Baca Juga
Data perdagangan mencatat harga saham GOTO telah menguat 32,97 persen sepanjang tahun 2023. Investor aisng terpantau mencatatkan net buy di saham GOTO sebesar Rp98,2 miliar.
“Sentimen yang sedang mendukung ditambah upaya untuk memperbaiki fundamental menjadi katalis positif untuk harga saham GOTO. Secara teknikal saham GOTO masih berpeluang naik” katanya.
Radit melihat penguatan yang terjadi di saham GOTO berhasil breakout resisten pentingnya di 119-120 disertai dengan volume beli yang lebih besar dari perdagangan kemarin.
“Selanjutnya GOTO kami proyeksikan mengalami penguatan kembali ke level Rp150 untuk menutup gap yang terbentuk. Apabila level 150 berhasil tercapai, target penguatan selanjutnya ada di level 185 yang juga merupakan resisten pentingnya saat ini” pungkas Radit.
Sementara itu, Tim Riset Nomura Sekuritas memperkirakan bakal ada pengurangan 28 persen pada akhir 2022 karena peningkatan kinerja dan efisiensi biaya operasional.
“Menurut kami, Indonesia dapat menikmati lintasan pertumbuhan PDB yang serupa dengan China dalam dekade berikutnya memungkinkan GOTO memonetisasi bisnisnya dengan lebih baik di semua segmen dan mendapatkan keuntungan lebih cepat,” tulisnya dalam riset.
Selain itu, perluasan daya beli Indonesia akan memungkinkan GOTO untuk melakukan penetrasi ke area pasar baru, terutama kota-kota kelas bawah.