Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibuka Menguat, Saham Pendatang Baru FWCT jadi Top Gainers

IHSG Dibuka Menguat pada pembukaan perdagangan hari ini dengan naik 0,21 persen ke 6.854,03. Adapun saham FWCT yang baru melantai hari ini naik 34,75 persen.
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Rabu (1/2/2023). Bersamaan dengan penguatan indkes, saham emiten pendatang baru FWCT menjadi top gainers hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka menguat pada posisi 6.854,03 atau naik 0,21 persen. IHSG sempat bergerak di rentang 6.850-6.861 sesaat setelah pembukaan.

Tercatat, 183 saham menguat, 105 saham melemah, dan 219 saham bergerak ditempat. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau menjadi Rp9.477 triliun.

Saham pendatang baru PT Wijaya Cahaya Timber Tbk. (FWCT) menjadi saham dengan peningkatan tertinggi yakni 34,75 persen pada level 159. Emiten lain yang juga menguat adalah PT Fortune Mate Indonesia Tbk. (FMII) naik 16,67 persen, dan PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk. (PANI) naik 8,49 persen.

Sebelumnya Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG menguji pivot 6.830 pada Selasa (31/1/2023). Bersamaan dengan pergerakan tersebut, Stochastic RSI bergerak turun dari overbought area dan terbentuk penyempitan positive slope pada MACD.

Valdy menuturkan resistance IHSG ada pada 6.880, dengan support di 6.760.

"Oleh sebab itu, meski terdapat sentimen positif dari indeks-indeks global, namun IHSG masih rawan koreksi atau bergerak konsolidatif hari ini," kata Valdy, Rabu (1/2/2023).

Secara global, kata dia sentimen untuk IHSG cenderung bercampur setelah IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global di 2,9 persen secara tahunan di 2023, naik 0,2 persen dari proyeksi di Oktober 2022. Akan tetapi, angka tersebut melambat dibandingkan perkiraan pertumbuhan 3,4 persen yoy di 2022.

IMF juga memperkirakan tren penurunan inflasi di tahun 2023 dibanding 2022 lalu.

Sejalan dengan proyeksi tersebut, harga komoditas, terutama batu bara mengalami penurunan signifikan. Salah satunya dipicu oleh hasil penelitian kenaikan pengoperasian PLTU di Eropa tidak sebesar yang dikhawatirkan.

Dengan demikian, menurutnya investor dapat memperhatikan peluang buy on support pada sejumlah saham defensif, seperti INDF, ICBP, MAPI dan ERAA beberapa hari ke depan. Alternatif pilihan saham di antaranya MDKA, ANTM, INCO, INTP dan EXCL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper