Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten teknologi PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk. (FUTR) berencana melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) sebanyak 1,27 miliar saham atau sebanyak-banyaknya 20 persen dari total saham yang akan dicatatkan setelah IPO. Melalui aksi ini FUTR berpeluang mendapat dana segar Rp153 miliar.
Calon emiten yang akan menggunakan kode FUTR ini menawarkan saham dikisaran harga Rp100 hingga Rp120 per saham. Alhasil, FUTR berpotensi meraup dana segar sebesar maksimal Rp153 miliar.
Secara bersamaan Perseroan juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,02 miliar waran dimana setiap pemegang 5 (lima) saham yang ditawarkan berhak memperoleh 4 (empat) Waran Seri I.
Melalui proses IPO, FUTR berupaya mendapatkan tambahan dana segar untuk mempertahankan dan memajukan operasinya di Asia Pasifik.
Perseroan yang mulai beroperasi pada 2021 ini membukukan laba bersih Rp 8,6 miliar per Agustus 2022. FUTR fokus mengembangkan penggunaan Mixed Reality, AI, Web 3.0, Metaverse, dan Decentralized Economies untuk terus berinovasi dan menciptakan layanan teknologi baru untuk memanfaatkan peluang pasar di masa depan.
FUTR adalah perusahaan teknologi yang membantu bisnis dari berbagai perusahaan meningkatkan pendapatan dan keuntungan. Hal ini dicapai dengan menyediakan analisis data yang akurat untuk pengambilan keputusan terbaik bagi perusahaan, memanfaatkan teknologi terkini untuk periklanan digital yang efektif, dan meningkatkan aset digital melalui pengembangan berbagai aplikasi perangkat lunak dengan lebih dari 200 juta user engagement dari lebih dari 25 juta basis pengguna.
Baca Juga
FUTR optimis dapat memperluas basis klien untuk layanan perusahaan tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di kawasan Asia Pasifik.
Saat ini FUTR memiliki klien yang berlokasi di Singapura dan Malaysia, dan akan berekspansi ke Thailand, Filipina, Vietnam, dan Hong Kong dalam 24 bulan ke depan.
Dengan pertumbuhan ekonomi digital dan industri kreatif di Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp 4.608 triliun pada tahun 2030, FUTR meyakini memiliki modal dasar yang kuat yang sangat dibutuhkan untuk mendorong dan berpartisipasi dalam mengembangkan ekonomi digital di Asia Tenggara dimana menurut Bloomberg diperkirakan mencapai USD 1 triliun dalam 7 tahun ke depan.
Lebih penting lagi, menurut McKinsey, populasi digital yang relatif muda dan berpendidikan tinggi ini akan mencapai sepertiga dari konsumsi Asia dalam satu dekade berikutnya.