Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham dalam indeks sektor kesehatan tetap berpeluang memetik keuntungan pada masa setelah pandemi Covid-19, meskipun indeks sektor kesehatan memperlihatkan penurunan pada awal 2023.
Indeks sektor kesehatan terpantau melemah 0,09 persen pada penutupan perdagangan Jumat (27/1/2023). Secara year to date (YtD), indeks ini telah turun 0,60 persen.
Research and Consulting Manager Infovesta Kapital Advisori Nicodimus Kristiantoro mengatakan mayoritas saham sektor kesehatan mengalami sejak kasus Covid-19 melandai di 2022.
“Seiring diberhentikannya PPKM maka juga akan berdampak kurang prospeknya saham sektor kesehatan,” kata Nicodimus, Minggu (29/1/2023).
Meski demikian, dia berpandangan emiten kesehatan, terutama rumah sakit, tetap berpeluang tumbuh jika ditopang dengan diversifikasi lini bisnis. Di sisi lain, pelemahan dolar AS dalam beberapa waktu terakhir bisa berdampak positif bagi emiten rumah sakit karena obat-obatan dan peralatan medis masih banyak dipasok dari luar negeri.
“Jika emiten di sektor kesehatan khususnya emiten rumah sakit ditopang oleh diversifikasi lini bisnis yang beragam, maka diproyeksi tetap sanggup bertahan mencatatkan fundamental yang solid. Selain itu, faktor positif juga diperkirakan dapat berasal dari proyeksi lebih stabilnya nilai tukar rupiah di tahun ini karena mayoritas bahan baku dari impor jadi akan mengurangi beban produksi emiten rumah sakit,” tambahnya.
Baca Juga
Dia mengatakan HEAL menjadi salah satu emiten sektor kesehatan yang bisa dicermati oleh investor karena sinerginya dengan Grup Astra. Sebagaimana diketahui PT Astra International Tbk. (ASII) mengakuisisi 5,43 persen saham emiten pengelola RS Hermina tersebut. Sampai Desember 2022, kepemilikan ASII terhadap saham HEAL tercatat mencapai 7,42 persen.
“Saham HEAL menjadi salah satu emiten sektor kesehatan yang tetap direkomendasikan karena sinergi yang kuat dengan Astra International (ASII),” kata dia.
Sementara itu, Analis BRI Reksadana Sekuritas Natalia Sutanto dalam risetnya mengatakan sejumlah emiten rumah sakit melaporkan jumlah pasien yang lebih tinggi dari masa sebelum pandemi sejak September 2022.
“Rumah sakit dan farmasi melaporkan pendapatan yang lebih rendah dari layanan Covid-19. Namun kebutuhan layanan medis yang meningkat telah memperlihatkan pertumbuhan yang solid. Ini bisa mengimbangi hilangnya pemasukan dari kasus terkait Covid-19,” kata dia.