Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan perubahan terhadap konstituen pada indeks emiten pembagi dividen dengan yield tinggi atau IDX High Dividend 20. Periode efektif hasil evaluasi mayor ini berlaku 3 Februari 2023 hingga 2 Februari 2024.
Berdasarkan data BEI, dikutip Minggu (29/1/2023), lima penghuni baru IDX High Dividend 20 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM), PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), PT Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR).
Lima anggota baru ini menggantikan lima anggota lama atau yang terdepak dari perhitungan IDX High Dividen 20 yakni PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN), PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR).
Sebagai catatan, BEI meluncurkan IDX High Dividend 20 sejak 17 Mei 2018. Indeks tersebut berisi 20 saham perusahaan tercatat yang secara rutin membagikan dividen tunai dan memiliki imbal hasil dividen yang cukup besar kepada para pemegang sahamnya.
Daftar saham pada IDX High Dividend 20 ini juga dipilih dengan mempertimbangkan kriteria likuiditas yang baik serta dengan pertimbangan kapitalisasi pasar emiten. Adapun, saham yang menghuni indeks tersebut konsisten membagikan dividen tunai setidaknya selama 3 tahun terakhir.
Ketika diluncurkan, BEI menilai IDX High Dividen 20 merupakan salah satu indeks yang bertujuan memudahkan investor, terutama investor pemula yang ingin masuk dalam pasar modal dengan preferensi yang lebih spesifik dibandingkan IHSG ataupun LQ45.
Baca Juga
Berikut daftar anggota IDX High Dividen 20 berlaku efektif 3 Februari 2023 - 2 Februari 2024
IDX High Dividend 20 | ||
---|---|---|
Kode | Emiten | Rasio Free Float |
ADRO | Adaro Energy Indonesia | 40,58 persen |
AMRT | Sumber Alfaria Trijaya | 45,38 persen |
ANTM | Aneka Tambang | 34,83 persen |
ASII | Astra International | 45,38 persen |
BBCA | Bank Central Asia | 42,41 persen |
BBNI | Bank Negara Indonesia (Persero) | 39,95 persen |
BBRI | Bank Rakyat Indonesia (Persero) | 46,78 persen |
BJBR | Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten | 24,36 persen |
BJTM | Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur | 20,50 persen |
BMRI | Bank Mandiri (Persero) | 39,95 persen |
BNGA | Bank CIMB Niaga | 6,64 persen |
BSSR | Baramulti Suksessarana | 9,26 persen |
HEXA | Hexindo Adiperkasa | 20,44 persen |
HMSP | H.M. Sampoerna | 7,44 persen |
INDF | Indofood Sukses Makmur | 49,57 persen |
ITMG | Indo Tambangraya Megah | 34,74 persen |
MPMX | Mitra Pinasthika Mustika | 32,50 persen |
PTBA | Bukit Asam | 33,43 persen |
TLKM | Telkom Indonesia (Persero) | 47,85 persen |
UNTR | United Tractors | 37,80 persen |