Bisnis.com, JAKARTA - Keponakan konglomerat Martua Sitorus, Darwin Indigo tercatat menjadi pemegang saham baru PT Pan Brothers Tbk. (PBRX).
Berdasarkan dokumen daftar pemegang saham di atas 5 persen Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Rabu (24/1/2025), Darwin Indigo memiliki sebanyak 420,9 juta saham atau 5,02 persen saham PBRX per 24 Januari 2023.
Meski demikian, jika ditelusuri lebih lanjut, Darwin sebelumnya menggenggam saham PBRX melalui perusahaannya Burlingham International Ltd. bersama pamannya Martua Sitorus. Darwin menggenggam sebanyak 33 persen saham Burlingham, sementara sisanya sebanyak 67 persen dimiliki Martua Sitorus.
Kepemilikan Burlingham di PBRX per 24 Januari 2023 tercatat sebesar 1,16 miliar saham atau sebesar 13,92 persen. Sebelumnya, pada 20 Januari 2023, saham Burlingham di PBRX berjumlah sama, yakni 1,16 miliar atau dengan persentase 15,69 persen.
Sebagai informasi, Darwin Indigo merupakan anak dari Ganda Sitorus, yang merupakan saudara konglomerat Martua Sitorus. Ganda dan Martua bersama-sama mendirikan konglomerasi perusahaan kelapa sawit Wilmar.
Selain Burlingham dan Darwin Indigo, Ganda Sawit Utama juga tercatat menggenggam saham PBRX, dengan kepemilikan 552,4 juta saham, atau sebesar 6,59 persen.
Baca Juga
Sementara itu, PT Trisetijo Manunggal Utama mencatatkan kepemilikan sebesar 1,81 miliar saham PBRX atau setara 21,64 persen saham.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya PBRX melakukan aksi penambahan modal dengan hak memberikan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak 15 miliar saham biasa, dengan harga pelaksanaan Rp50 per saham. Dengan jumlah saham dan harga pelaksanaan tersebut, jumlah dana yang akan diterima PBRX sebanyak-banyaknya Rp750,18 miliar.
"PT Trisetijo Manunggal Utama menyediakan dana sebanyak-banyaknya sebesar Rp750 miliar selaku pemegang saham utama PBRX dengan kepemilikan 27,99 persen," kata manajemen PBRX dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (9/1/2023).
Manajemen melanjutkan, Trisetijo Manunggal Utama akan melaksanakan seluruh rights issue yang menjadi haknya sebanyak 4,19 miliar saham saham dengan harga pelaksanaan Rp50 per saham. Dengan jumlah tersebut, maka Trisetijo harus mengeluarkan dana sejumlah Rp209 miliar untuk menebus hak rights issue-nya.
Trisetijo Manunggal juga akan membeli sebagian dari sisa saham yang tidak diambil bagian oleh pemegang rights issue lainnya, baik melalui pelaksanaan HMETD atau melalui pemesanan saham tambahan dengan jumlah sebanyak-banyaknya 10,8 miliar saham atau ekuivalen sebesar Rp540 miliar.
Para pemegang saham yang tidak mengambil bagian atas HMETD yang menjadi haknya akan terkena dilusi kepemilikan sebesar 69,84 persen dari persentase kepemilikannya sebelum rights issue.