Bisnis.com, JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) diyakini bakal terus mengurangi aksi ‘bakar uang’ pada segmen antar makanan atau GoFood untuk mengejar profitabilitas.
Research Analyst MNC Sekuritas Andrew Susilo mengatakan perusahaan teknologi tengah berlomba memasuki era menekan kerugian dan mencetak profitabilitas. Menurutnya GOTO mendapatkan momentum untuk menekan biaya promo atau bakar uang di layanan Online Food Delivery (OFD).
Andrew menjelaskan GOTO terlihat tidak lagi mengejar pertumbuhan dengan segala cara karena fokus mengembangkan basis pelanggan setia. Dengan begitu, kata Andrew, marjin kontribusi dari segmen bisnis on-demand GoTo akan semakin positif.
Hal itu membuat situasi ini yang harus menjadi fokus investor ke depan dalam menilai saham teknologi seperti GOTO. "Untuk melihat perusahaan yang dapat mempertahankan keunggulan kompetitifnya," tulisnya dalam riset, Senin (23/1/2023) .
Sebelumnya, manajemen GoTo mengumumkan nilai transaksi GoFood di Indonesia dan Vietnam tumbuh di atas rata-rata industri OFD wilayah Asia Tenggara pada 2022. Hal itu didorong oleh pertumbuhan proporsi pelanggan GoFood Indonesia yang naik menjadi 52 persen pada 2022 dibandingkan 38 persen pada 2021.
Selain itu, paket langganan GoFood PLUS meningkat 60 persen pada 2022 dibanding tahun sebelumnya. Permintaan yang meningkat tersebut mendorong ekspansi Dapur Bersama GoFood hingga tumbuh 170 persen. Total menjadi 73 lokasi Dapur Bersama yang tersebar di 12 kota besar di Indonesia.
Baca Juga
Pada saat yang sama, jumlah mitra usaha kuliner GoFood di Indonesia pada 2022 meningkat sebanyak 45 persen dibanding 2021.
Economic Research Lead Tenggara Strategics Stella Kusumawardhani mengatakan peningkatan porsi dan jumlah pelanggan setia GoFood sebagai sesuatu yang sangat positif karena akan membantu platform OFD untuk mempertahankan bahkan meningkatkan pendapatannya.
”Memang dari hasil penelitian Tenggara Strategics terkait OFD di Indonesia tahun lalu, GoFood menjadi platform OFD most preferred, terutama di kalangan menengah atas. Segmen konsumen ini cenderung less sensitive terhadap perubahan harga dibanding segmen lainnya,” jelasnya.
Maka, Stella meyakini pengurangan biaya promo yang dilakukan tidak akan berpengaruh besar terhadap penggunaan dan daya beli konsumen GoFood. ”Pengaruhnya tidak sebesar terhadap segmen menengah bawah,” pungkasnya.