Bisnis.com, JAKARTA - Indeks saham teknologi atau IDXTECHNO menjadi salah satu indeks sektoral dengan peningkatan terkuat sejak awal tahun ini, yakni 4,03 persen. Bahkan penguatannya melampaui IHSG yang baru naik tipis 0,35 persen pada 2023.
Analis melihat terdapat beberapa katalis positif yang dapat mendorong penguatan indeks dengan anggota GOTO, BUKA, hingga BELI dan kawan-kawan ini.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan inflasi yang terkendali dan kenaikan tingkat suku bunga sudah mulai mencapai puncaknya memberikan harapan pada penguatan IDXTECHNO.
Dia menjelaskan, ketika berbicara mengenai sektor teknologi, akan erat kaitannya dengan inflasi dan suku bunga. Ketika dua hal tersebut terkendali, maka otomatis ada prospek yang lebih baik terhadap IDXTECHNO jika dibandingkan tahun lalu.
"Kami melihat saat ini justru jadi kesempatan yang baik untuk kita memilih saham-saham sektor teknologi mana yang punya valuasi murah dan punya potensi di masa yang akan datang," ucap Nico, dihubungi Senin (23/1/2023).
Sementara itu, sentimen lainnya bagi IDXTECHNO datang dari pemulihan aktivitas ekonomi, dan daya beli dan konsumsi yang terjaga. Menurut Nico, konsumsi yang terjaga ini penting bagi saham teknologi yang bergerak di sektor e-commerce seperti GOTO, BELI, dan BUKA.
Baca Juga
Adapun Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham GOTO, BUKA, EMTK, dan MTDL sebagai top picks di sektor teknologi.
Sementara itu, Equity Analyst Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei mengatakan kenaikan IDXTECHNO masih didorong oleh rebound saham GOTO akhir-akhir ini.
Sebagai informasi, saham GOTO sejak awal tahun ini mengalami rebound dan telah menguat 25,27 persen secara year to date ke level 114.
Jono mencermati, investor akan lebih memperhatikan fundamental perusahaan emiten teknologi di tahun ini, mana yang paling cepat mencapai profitabilitas.
"Metriks-metriks seperti nilai transaksi e-commerce, market share, revenue, EBITDA margin, juga potensi ekspansi baik organik maupun anorganik, akan menjadi katalis positif untuk saham teknologi," tutur Jono dihubungi terpisah.
Meski demikian, Jono menyarankan investor agar tidak terlalu agresif di saham teknologi, mengingat sentimen global yang juga kurang baik di sektor teknologi. Hal tersebut terutama karena kenaikan suku bunga, dan kinerja emiten teknologi di berbagai negara yang sedang mengalami koreksi.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
