Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menguak Misteri Melemahnya Saham Energi

Saham energi yang menopang IHSG sepanjang 2022 malah berbalik melemah pada awal 2023 di tengah koreksi harga komoditas batu bara hingga minyak.
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources. Saham energi yang menopang IHSG sepanjang 2022 malah berbalik melemah pada awal 2023 di tengah koreksi harga komoditas batu bara hingga minyak. /bumiresources.com
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources. Saham energi yang menopang IHSG sepanjang 2022 malah berbalik melemah pada awal 2023 di tengah koreksi harga komoditas batu bara hingga minyak. /bumiresources.com

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks saham energi atau IDXENERGY tercatat telah melemah 2,03 persen sejak awal tahun hingga saat ini. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan sepanjang 2022 lalu, yang menopang laju IHSG.

Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pelemahan dari indeks sektor energi ini. Faktor utama menurutnya datang dari Pemerintah China yang melonggarkan pembatasan restriksi Covid-19 di China.

"Hal ini berpotensi meningkatkan produksi batu bara domestik Tiongkok, sehingga menekan permintaan impor batubara," kata Rio kepada Bisnis, dikutip Senin (23/1/2023).

Selain itu, lanjut dia, China juga melonggarkan larangan impor batu bara dari Australia. Hal ini diperkirakan dapat menurunkan volume ekspor batubara Indonesia ke Tiongkok.

Di sisi lain, menurut Rio penurunan impor batu bara juga akan dipengaruhi kondisi geopolitik dan fenomena La Nina.

Faktor lain yang menyebabkan IDXENERGY melemah menurutnya akibat harga batu bara yang berpotensi cenderung termoderasi pada tahun 2023.

Rio melihat hal ini berpengaruh terhadap emiten-emiten energi, terutama emiten produsen batu bara yang cenderung mengalami pelemahan sejak awal tahun.

Sebagai informasi, kata Rio, harga batubara sudah turun 8,64 persen year to date (YTD) ke kisaran US$369,25 per ton hingga 17 Januari 2023.

Adapun Rio menyarankan investor untuk mempertimbangkan wait and see terhadap saham sektor energi, dengan mencermati sejumlah sentimen di atas.

"Sentimen di atas berpotensi mempengaruhi pergerakan harga batu bara global, yang akan berdampak pada sektor dan emiten energi," ucapnya.

Sebelumnya, Analis Samuel Sekuritas Indonesia Juan Harahap mengatakan kebijakan Pemerintah Negara Bagian Australia, New South Wales menerapkan DMO 10 persen terhadap produksi batu bara, akan menjadi sentimen positif bagi emiten batu bara Indonesia.

Jua menilai kebijakan ini akan menjadi katalis positif jangka pendek bagi Indonesia dan China untuk bisa meningkatkan pasokan batu bara.

“Karena secara historis juga menunjukkan bahwa emiten pertambangan batu bara selalu mencatat volume produksi yang lebih rendah pada semester pertama, dibandingkan dengan semester kedua,” ucap Juan.

Sementara itu, emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melihatkan kebijakan ini dapat menjaga harga batu bara tetap tinggi pada 2023.

Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan permintaan listrik saat ini meningkat, tetapi tidak ada pendanaan yang tersedia bagi peningkatan produksi batu bara atau proyek terkait batu bara. Akibat hal tersebut, pasokan batu bara berkurang, di tengah tingginya permintaan.

Di tengah situasi tersebut, kata Dileep, energi terbarukan masih belum bisa diandalkan untuk menggantikan bahan bakar fosil.

"Situasi seperti DMO akan berfungsi untuk memperketat ketersediaan batu bara untuk ekspor, maka harga batu bara bisa tetap tinggi," ujar Dileep.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper