Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melemah pada akhir perdagangan Selasa (17/1/2023) waktu setempat, jatuh dari level tertinggi lebih dari delapan bulan yang dicapai pada sesi sebelumnya. Pelemahan terjadi di tengah harapan bahwa Federal Reserve AS akan mengadopsi pendekatan yang kurang agresif untuk menaikkan suku bunga ke depan.
Mengutip Antara, Rabu (18/1/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, anjlok US$11,80 atau 0,60 persen menjadi ditutup pada US$1.909,90 per ounce, setelah diperdagangkan mencapai puncak sesi di US$1.931,80 dan terendah US$1.906,80.
Emas berjangka sempat melonjak US$22,90 atau 1,21 persen menjadi US$1.921,70 pada Jumat (13/1/2023), setelah terangkat US$19,90 atau 1,06 persen menjadi US$1.898,80 pada Kamis (12/1/2023), dan terkerek US$2,40 atau 0,13 persen menjadi US$1.878,90 pada Rabu (11/1/2023).
Bursa Comex ditutup pada Senin (16/1/2023) untuk hari libur umum.
Emas berjangka ditutup di atas US$1.900 pada Jumat (13/1/2023) untuk pertama kalinya sejak akhir April, dan mengakhiri pekan tersebut dengan 2,8 persen lebih tinggi.
Indeks dolar AS naik 0,20 persen. Dolar yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Baca Juga
"Kami melihat ini sebagai lebih dari sedikit kemunduran dalam tren gerakan menyamping lebih tinggi. Kami percaya kombinasi dari pelemahan dolar dan kekhawatiran inflasi terus mendukung lingkungan positif yang mendasari kami," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Dengan suku bunga yang lebih rendah diterjemahkan ke dalam pengembalian yang lebih rendah pada aset-aset berbunga seperti obligasi pemerintah, investor mungkin lebih memilih emas.
Para pedagang memperkirakan peluang 90,6 persen untuk kenaikan suku bunga 25 basis poin dari The Fed pada Februari 2023 dan memperkirakan suku bunga memuncak di 4,94 persen pada Juni, sementara sebagian besar pejabat Fed memperkirakan suku bunga di 5,0 persen ke tahun depan.
Chief Executive Officer Citigroup Inc, Jane Fraser mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNBC bahwa Federal Reserve AS dapat memperlambat kenaikan suku bunga di akhir musim semi atau awal musim panas.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi China merosot pada 2022, tetapi para pejabat di Forum Ekonomi Dunia mengatakan pembukaan kembali negara itu dapat mendorong pertumbuhan global melampaui ekspektasi.
Pembelian emas di China biasanya meningkat menjelang liburan Tahun Baru Imlek, yang berlangsung mulai 21 Januari.
"Kami perkirakan harga emas akan cenderung di sekitar US$1.950 per ounce pada tahun 2023," kata Goldman Sachs dalam sebuah catatan tertanggal Jumat (13/1/2023).
Pada kalender ekonomi AS, data indeks harga produsen (IHP), penjualan ritel, dan produksi manufaktur dijadwalkan dirilis besok.