Bisnis.com, JAKARTA — PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) membukukan prapenjualan atau marketing sales sebesar Rp4,9 triliun sepanjang 2022. Adapun nilai tersebut masih dibawah target Rp5 triliun.
President Director SMRA Adrianto P. Adhi mengatakan sekitar 50 persen pendapatan berasal dari proyek rumah komersial. Sementara proyek Summarecon Crown Gading mampu membukukan marketing sales hingga Rp827 miliar.
Adrianto menilai capaian Rp4,9 triliun tersebut merupakan capaian yang baik bagi perseroan meski masih dibawah target Rp5 triliun. Hal ini karena SMRA dinilai mampu membukukan nilai marketing sales besar meski diterpa pandemi Covid-19.
“Kita bisa capai marketing sales dengan nilai Rp4,9 triliun. Menurut saya ini hal yang cukup bagus ya,” ujar Adrianto kepada Bisnis, Rabu (18/1/2023).
SMRA memasang target marketing sales Rp5 triliun pada 2023. Target tersebut sejatinya tidak berubah dibandingkan dengan tahun 2022.
Marketing sales yang kita targetkan sebesar Rp5 triliun di 2023. Kemudian topline maupun bottomline kita dibanding 2022 kita pasang target pertumbuhan sekitar 10 persen.
Baca Juga
Adrianto mengatakan minat masyarakat untuk industri properti masih sangat bagus dengan berkaca dari capaian marketing sales Rp4,9 triliun. Hal ini akan dimanfaatkan oleh SMRA untuk menggenjot kinerja marketing sales pada 2023.
Adapun realisasi marketing sales Rp4,9 triliun tersebut tercatat menurun dibandingkan tahun 2021. SMRA merealisasikan marketing sales sebesar Rp5,2 triliun dari target Rp5 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2022, SMRA mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp4,21 triliun atau meningkat 11,13 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu atau year-on-year (yoy) sebesar Rp3,78 triliun.
Secara rinci, pendapatan dari pengembang properti SMRA menurun 6,36 persen menjadi Rp2,66 triliun, properti investasi meningkat 75,32 persen menjadi Rp1,05 triliun, lain-lain meningkat 43,35 persen menjadi Rp500,02 miliar.
SMRA mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp309,67 miliar pada kuartal III/2022. Angka ini meningkat 81,69 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu atau year-on-year (yoy) sebesar Rp234,26 miliar.