Bisnis.com, JAKARTA — Calon emiten kontraktor tambang PT Hillcon Tbk. (HILL) menargetkan laba Rp1 triliun dan pendapatan Rp6 triliun pada 2023. Hal ini memunculkan optimisme investor terkait dividen perseroan setelah melaksanakan penawaran umum perdana saham (IPO).
Dalam prospektusnya, HILL bermaksud akan membagikan dividen kas kepada pemegang saham dalam jumlah sebanyak-banyaknya 30 persen dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan, dimulai dari tahun buku 2022. Dividen diberikan setelah melakukan pencadangan laba bersih sesuai ketentuan yang berlaku dan dengan memperhatikan keputusan para pemegang saham dalam RUPS.
"Dengan ada IPO, Perseroan bisa dapat mencapai Rp6 triliun di 2023 untuk pendapatan, dan laba bersih sekitar Rp1 triliun," ungkap Direktur Keuangan Hillcon Jaya Angdika dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (13/1/2023).
Adapun, Jaya mengungkapkan Hillcon berhasil meraih pendapatan sekitar Rp3,2 triliun sampai dengan Desember 2022, dan laba induk sekitar Rp300 miliar.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Hillcon Hersan Qiu menyebutkan, optimisme perseroan untuk IPO tahun ini karena akan berfokus pada kontraktor tambang nikel, sebagai komoditas yang dinilai unik.
"Unik pada posisi sebagai kontraktor sebetulnya karena harga naik turunnya komoditas tidak berpengaruh. Ini pengalaman yang sudah berjalan saat harganya turun kita diminta tetap produksi semaksimal mungkin, dan saat naik sama saja. Agak berbeda dengan yang komoditas lain," kata Hersan.
Menurutnya, bisnis nikel di indonesia luar biasa efisien sehingga prospek ke depannya, terutama dengan utilisasinya sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik, sangat cerah.
"Dengan kebijakan presiden untuk hilirisasi ini jadi alasan kenapa tetap bisa produksi ketika harga turun, karena cost produksinya sangat efisien, tambang sampai smelter semua ada di tempat yang sama," imbuhnya.
Calon Emiten kontraktor tambang ini kembali mengumumkan penawaran umum perdana saham (IPO) setelah sempat batal tahun lalu.
Berdasarkan prospektus ringkas, HILL berencana menawarkan sebanyak 442,3 juta lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp100. Adapun, harga yang ditawarkan untuk IPO ini ada di kisaran Rp1.250 – Rp2.000 per lembar dan berharap dapat meraup dana segar sebanyak-banyaknya Rp884,6 miliar.
Sebelumnya, perusahaan yang bergerak di bidang holding dan usaha jasa pertambangan itu dinyatakan batal IPO atau canceled. Pada Juli 2022, HILL tercatat menawarkan saham sejumlah 22.115.000 lot saham biasa (setara 2,21 miliar saham) atau sebanyak-banyaknya 15 persen dari modal disetorkan, dengan nilai nominal Rp20.
Saham tersebut ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp250 hingga Rp400 per saham, sehingga dana raihan IPO sebanyak-banyaknya senilai Rp884,6 miliar.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna sebelumnya mengatakan, Perseroan melakukan penundaan IPO untuk menyampaikan kembali Pernyataan Pendaftaran dengan menggunakan Laporan Keuangan terbaru.
Adapun penundaan tersebut disebabkan karena Laporan Keuangan yang digunakan dalam proses penawaran umum Perseroan telah melewati jangka waktu yang ditentukan.