Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pekan Depan IHSG Dipengaruhi Neraca Dagang dan Suku Bunga, Rekomendasi Saham Ini

IHSG pada pekan depan akan dipengaruhi dua sentimen utama, yakni data neraca perdagangan dan keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga.
IHSG pada pekan depan akan dipengaruhi dua sentimen utama, yakni data neraca perdagangan dan keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga. Bisnis/Himawan L Nugraha
IHSG pada pekan depan akan dipengaruhi dua sentimen utama, yakni data neraca perdagangan dan keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bakal bergerak di level 6.572 hingga 6.752 pada pekan depan seiring dengan sentimen rilis data neraca perdagangan dan keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga acuan BI7DRR.

IHSG ditutup menguat 0,18 persen atau naik 11,89 poin ke posisi 6.641,83. Sepanjang sesi, IHSG sempat menyentuh posisi terendah di 6.600,59 dan tertinggi di 6.658,47.

IHSG sudah turun 3,05 persen sepanjang 2023, menjadikannya bursa dengan kinerja terburuk sementara di Asia Pasifik.

Financial Expert Ajaib Sekuritas Christy Maryani mengatakan pergerakan IHSG akan dipengaruhi beberapa sentimen eksternal dan sentimen dalam negeri.

Sentimen tersebut yakni rilisnya data ekonomi dalam negeri, seperti neraca dagang periode bulan Desember tahun lalu yang akan rilis pada Senin, 16 Januari 2023. Neraca dagang diprediksi akan surplus.

"Surplus neraca dagang Desember 2022 sekitar US$5 miliar, masih masih melanjutkan tren surplus selama 31 bulan beruntun namun lebih rendah jika dibandingkan surplus pada November 2022 yang tercatat US$5,16 miliar," kata Christy dalam keterangan tertulis, Minggu (15/1/2023).

Selain neraca dagang, sentimen lainnya yang bakal mempengaruhi pergerakan IHSG yakni, rilis data pertumbuhan kredit (loan growth) periode Desember 2022.

Sentimen lainnya yakni, Kebijakan suku bunga BI7DRR yang diproyeksikan dapat naik 25 bps dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang akan berlangsung pada 18-19 Januari 2023 mendatang.

"Kenaikan suku bunga BI yang sudah diantisipasi oleh pelaku pasar ini dan dapat menjadi katalis positif," kata Christy.

Dari sisi eksternal, hal yang mempengaruhi pergerakan IHSG yaitu perilisan data ekonomi atau Gross Domestic Product China untuk periode kuartal-IV 2022, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi China akan ada di kisaran 1,8 persen YoY. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan periode kuartal sebelumnya yang tercatat tumbuh 3,9 persen YoY.

Dana asing diperkirakan masih melirik pasar saham di kawasan China dengan mempertimbangkan faktor re-opening ekonomi China pasca pelonggaran lockdown zero Covid-19.

"Terjadi tendency perpindahan dana dari pasar saham Indonesia ke pasar saham di kawasan China yang dianggap masih undervalue. Hal tersebut tercermin dari peningkatan indeks pasar saham China seperti Indeks Hang Seng yang naik 7,9 persen YtD dan Indeks Shanghai yang tumbuh 2.53 persen YtD per tanggal 13 Januari 2023," kata Christy.

Lebih lanjut, untuk perdagangan IHSG pekan depan Christy menyebut, saham sektor perbankan seperti BBCA dan BBRI patut dicermati. Saham dari sektor keuangan non bank seperti BFIN juga patut diperhatikan.

Hal ini karena kenaikan suku bunga acuan berpotensi meningkatkan bunga kredit yang dapat meningkatkan kinerja sektor keuangan. Di sisi lain, permintaan kredit juga masih tumbuh karena daya beli masyarakat yang masih tinggi.

Saham di sektor metal mining juga masih berpotensi tumbuh positif sepekan ke depan. Hal ini didorong oleh katalis positif dari permintaan nikel yang tumbuh dan potensi resesi negara global yang meningkatkan permintaan komoditas seperti emas.

Adapun berikut daftar saham yang menarik untuk dicermati.

BBCA
Buy : 8,000
TP : 8.400
Stop loss : 7.900

BBRI
Buy : 4.480
TP :4.660
Stop loss : 4.370

BFIN
Buy : 1.090
TP : 1.150
Stop loss : 1.050

ANTM
Buy : 2.150
TP : 2.270
Stop loss : 2.080

MDKA
Buy : 4.500
TP : 4.700
Stop loss :4.340


Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper