Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surya Toto (TOTO) Jadi Pembeli Surat Utang Negara Rp100 Miliar

Transaksi pembelian SUN dilakukan TOTO melalui selling agent PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP).
Ilustrasi. Produk sanitasi buat PT Surya Toto Indonesia Tbk./toto.co.id
Ilustrasi. Produk sanitasi buat PT Surya Toto Indonesia Tbk./toto.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen alat sanitasi PT Surya Toto Indonesia Tbk. (TOTO) ternyata ikut membeli obligasi pemerintah atau Surat Utang Negara (SUN) seri FR senilai Rp100 miliar.

Emiten berkode saham TOTO ini melakukan transaksi pada 10 Januari 2023 dengan membeli 2 seri FR. Perseroan melakukan investasi pada obligasi FR0064 sebesar Rp50 miliar dan obligasi seri FR087 senilai Rp50 miliar.

Transaksi ini dilakukan TOTO melalui selling agent PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) dan digunakan sebagai jaminan fasilitas kredit rekening (overdraft) perseroan kepada NISP.

“Pendanaan investasi berasal dari kas dan setara kas perseroan, sehingga tidak berdampak terhadap likuiditas perseroan,” kata manajemen TOTO melalui keterbukaan informasi, dikutip Jumat (13/1/2023).

Sebelumnya, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan tren positif obligasi di tahun politik akan didukung oleh dua faktor.

Pertama, pertumbuhan ekonomi di tahun politik akan cenderung solid. Hal ini lantaran, injeksi likuiditas yang digunakan untuk kampanye akan menopang tingkat konsumsi. Hal tersebut kemudian berbanding lurus terhadap pertumbuhan GDP.

Adapun, Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 sebesar 5,3 persen.

“Likuiditas kencang, tingkat konsumsi dan PE kita akan solid kalaiu PE kita lebih bagus dari yang lain asing melihatnya positif, biasanya gap ekonomi kita lebih bagus, asing melihat indonesia bisa menjadi salah satu pilihan,” kata Handy dalam Webinar Bond Market Outlook 2023, Rabu (11/1/2023).

Faktor kedua, lanjut Handy, jelang tahun politik pemerintah tidak akan mengeluarkan kebijakan yang tidak populer seperti menaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal ini, kata dia, dapat mendorong tingkat inflasi ke level yang lebih rendah.

“Positif untuk pasar obligasi. kalau dilihat tahun politik tahun depan dan sekarang support dari pertumbuhan ekonomi, tekanan inflasinya tidak akan naik banyak karena tidak ada lagi kenaikan administred price,” kata Handy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper