Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simak 2 Penyebab Utama IHSG Hari Ini Ambruk Lebih dari 2 Persen

Pelemahan IHSG hari ini masih dipengaruhi oleh proyeksi suku bunga Amerika Serikat yang tetap agresif dalam beberapa waktu ke depan.
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahan di sesi pertama perdagangan Kamis (5/1/2023) setelah terkoreksi 1,10 persen ke level 6.813,23 pada perdagangan Rabu (4/1/2023).

Pelemahan IHSG kemarin diwarnai aksi jual bersih asing yang mencapai Rp432,28 miliar. Hal itu membuat net foreign sell di awal 2023 menyentuh Rp877,81 miliar.

Sampai penutupan sesi pertama hari ini, IHSG terkoreksi 1,72 persen ke level 6.695,7 dan gerak indeks di zona merah berlanjut ke sesi kedua. Pada pukul 14.11 WIB, IHSG telah anjlok 2,48 persen ke level 6.644,12. Seluruh sektor terpantau mengalami koreksi dengan penurunan terdalam pada sektor energi sebesar 4,72 persen, kemudian disusul sektor teknologi 2,70 persen, dan transportasi 2,41 persen.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan pelemahan IHSG masih dipengaruhi oleh proyeksi suku bunga Amerika Serikat yang tetap agresif dalam beberapa waktu ke depan. Terutama setelah rilis FOMC Meeting Minutes yang bernada hawkish.

Sentimen tersebut ditambah dengan data ekonomi Jobs Opening & Labor Turnover Survey (JOLTS) yang berada di angka 10,5 juta, lebih tinggi dari perkiraan 10 juta.

“Data ini menunjukkan permintaan pekerja yang masih kuat, sehingga memperkecil kemungkinan The Fed akan mengerem laju kenaikan suku bunga, apalagi memotong Fed Fund Rate dalam waktu dekat,” kata Liza, Kamis (5/1/2023).

Liza menambahkan kabar rencana China untuk kembali mengimpor batu bara dari Australia memberi sinyal ke pasar soal prospek perekonomian Negeri Panda yang lebih menggeliat. Hal ini membuat pasar China menjadi lebih menarik untuk diburu para investor.

“Apalagi sejalan dengan telah dilonggarkannya zero Covid policy sejak awal Desember lalu, di mana China mulai membuka perbatasan dan mengendurkan syarat keluar masuk negara setelah tiga tahun lamanya hidup dalam lockdown,” tambah Liza.

Mengutip Bloomberg, investor asing juga ditengarai konsisten mengakumulasi penjualan bersih saham-saham di bursa Indonesia dan mengalihkan dananya ke pasar lain seperti China dan Hong Kong.

Hal ini setidaknya terlihat dari pergerakan IHSG yang telah turun 5,45 persen sejak awal Desember 2022. Sementara itu, indeks Hang Seng justru menguat 10,75 persen dan berada di posisi 21.118 per hari ini dengan potensi penguatan ke 22.000.

“Hal ini cukup bisa dimengerti mengingat PE ratio Hang Seng berada di level 7.62x, jauh lebih bersaing dari IHSG yang berada di 13.18x,” katanya.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis secara terpisah mengatakan pelemahan IHSG turut dipicu oleh kontraksi dalam dari saham-saham sektor energi.

“Aksi jual saham-saham komoditas energi memicu aksi jual pada saham-saham blue chip di awal perdagangan Kamis ini,” kata Alrich.

Sentimen utama berasal dari China yang sedang mempertimbangkan pelonggaran larangan impor batu bara dari Australia, seiring dengan hubungan yang membaik. Alrich mengatakan perkembangan ini menjadi sentimen negatif bagi sektor energi, terutama produsen batu bara karena pasokan ke China sebagai salah satu konsumen terbesar di dunia bertambah.

“Di sisi lain, peningkatan kuota ekspor minyak China mengindikasikan lemahnya permintaan domestik dari negara tersebut,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper