Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Harap Investor Terus Tanam Modal di Saham Garuda (GIAA)

Langkah-langkah restrukturisasi dan pemenuhan seluruh syarat perjanjian perdamaian merupakan kabar menyegarkan bagi investor Garuda Indonesia (GIAA).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan paparan saat konferensi pers di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan paparan saat konferensi pers di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) kembali diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan dibukanya suspensi saham GIAA ini merupakan pertanda baik.

Menurut Erick, suspensi saham GIAA yang kembali dibuka ini menjadi salah satu bukti kepercayaan serta apresiasi publik terhadap upaya-upaya bersama pemerintah dan manajemen GIAA dalam melakukan restrukturisasi.

"Langkah-langkah restrukturisasi dan pemenuhan seluruh syarat perjanjian perdamaian merupakan kabar menyegarkan bagi kita semua. Kami berharap, hal tersebut menjadi pijakan bagi investor untuk terus menanamkan modalnya di GIAA," ucap Erick dalam keterangan resminya, Selasa (3/1/2023).

Erick melanjutkan, transformasi Garuda Indonesia semakin baik dan semakin terlihat. Dia berharap mulai dari manajemen, keuangan, hingga pelayanan GIAA terus meningkatkan kualitasnya agar GIAA bisa terbang tinggi.

Sebagai informasi, GIAA siap mengimplementasikan Perjanjian Perdamaian secara efektif mulai 1 Januari 2023. Perjanjian perdamaian tersebut menurut GIAA telah terpenuhi secara lengkap.

Paket persyaratan homologasi perjanjian damai Garuda itu adalah penerbitan surat utang baru dan surat utang berbasis syariah atau sukuk baru pada 28 dan 29 Desember 2022.

Sebelumnya, langkah strategis yang juga telah dipenuhi adalah realisasi Dana Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp7,5 triliun, kemudian penerbitan saham baru atau rights issue dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), serta Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pencabutan suspensi saham tersebut merupakan tindak lanjut dari dirampungkannya tahapan restrukturisasi kinerja Garuda pada akhir tahun 2022 , terutama berkaitan dengan penerbitan instrumen restrukturisasi new sukuk.

“Dibukanya suspensi saham Garuda pada awal tahun kinerja 2023 ini menjadi outlook positif tersendiri atas langkah kami untuk terus mengakselerasikan penguatan fundamental kinerja GIAA," kata Irfan dalam keterangannya, Selasa (3/1/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper