Bisnis.com, JAKARTA – Penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel pada tahun 2023 akan dibuka dengan seri Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR012 sebagai obligasi ritel pertama.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan SBR012 rencananya akan mulai dipasarkan pada bulan Januari. Meski demikian, hingga saat ini pemerintah belum mengeluarkan jadwal rinci penerbitan SBN pada tahun 2023.
“Penjualan SBN ritel mulai pada bulan Januari 2023, dibuka dengan seri SBR012,” katanya saat dihubungi pekan ini.
Obligasi ritel berjenis SBR memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya adalah tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder atau non tradable, memiliki kupon mengambang dengan batas minimal (floating with floor), serta dilengkapi dengan fasilitas early redemption.
Deni mengatakan prospek investasi SBN ritel di tahun 2023 masih memiliki peluang cukup besar di tengah dinamika perekonomian global. SBN Ritel hadir sebagai alternatif produk investasi yang aman karena dijamin negara, terjangkau, dan menguntungkan serta memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bersama-sama berpartisipasi dalam pembiayaan APBN.
Selain itu, kupon yang diterima setiap bulan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keuangannya secara terencana, seperti kebutuhan sehari-hari, biaya pendidikan, cicilan, liburan, dan sebagainya.
Baca Juga
Adapun, Jika dibandingkan dengan produk keuangan sejenis misalnya deposito, SBN ritel masih lebih dilirik masyarakat karena memiliki tingkat pajak yang lebih rendah atau 10 persen sehingga imbal hasilnya menjadi semakin menarik.
Deni melanjutkan, seri – seri SBN ritel yang akan dipasarkan pada 2023 tidak akan berbeda jauh dengan tahun sebelumnya.
Dia memaparkan jenis obligasi ritel yang akan dipasarkan pada tahun ini mencakup Obligasi Negara Ritel (ORI), Sukuk Negara Ritel (SR), Savings Bond Ritel (SBR), dan Sukuk Tabungan (ST), serta Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS).