Bisnis.com, JAKARTA — Penghimpunan dana melalui penerbitan surat berharga negara (SBN) Ritel sepanjang 2022 mencapai lebih dari Rp107 triliun.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan penjualan SBN ritel pada tahun ini menunjukkan tren positif.
Baca Juga
"Penyerapan SBN ritel tahun ini sangat baik terlihat dari penyerapan yang di atas target. Selain itu, penambahan jumlah investor sepanjang tahun 2022 juga baik," katanya saat dihubungi pekan ini.
Deni mengatakan penjualan SBN ritel sepanjang tahun 2022 menjaring investor sebanyak 186.028 Single Investor Identification (SID). Dari jumlah tersebut, sebanyak 131.194 investor diantaranya merupakan investor baru SBN Ritel.
Sementara itu, jumlah serapan dari obligasi ritel pada tahun 2022 telah mencapai Rp107,38 triliun. Angka tersebut berada di atas target pemerintah yang mematok Rp100 triliun.
Sepanjang tahun 2022 pemerintah telah menerbitkan 7 seri obligasi ritel yang terdiri dari 2 obligasi ritel Indonesia atau ORI, 2 seri sukuk ritel (SR), 1 savings bond ritel (SBR), 1 sukuk tabungan (ST), dan 1 seri Sukuk Wakaf Ritel (SWR).
Sementara itu, jumlah serapan dari obligasi ritel pada tahun 2022 telah mencapai Rp107,38 triliun. Angka tersebut berada di atas target pemerintah yang mematok Rp100 triliun.
Sepanjang tahun 2022 pemerintah telah menerbitkan 7 seri obligasi ritel yang terdiri dari 2 obligasi ritel Indonesia atau ORI, 2 seri sukuk ritel (SR), 1 savings bond ritel (SBR), 1 sukuk tabungan (ST), dan 1 seri Sukuk Wakaf Ritel (SWR).
Deni mengatakan pemerintah menetapkan target penjualan SBN ritel tahun 2023 sekitar Rp 130 triliun. Jumlah tersebut naik sebesar 30 persen dari target 2022 yang sebesar Rp100 triliun.
Dia menjelaskan penambahan target pada tahun 2023 dilakukan seiring dengan tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi di instrumen ini.
“Melihat tren penjualan tahun 2021 – 2022 ada masyarakat yang tidak berhasil beli SBN ritel karena kehabisan kuota dan pemerintah harus menutup masa penawaran lebih cepat,” kata Deni saat dihubungi, Rabu (28/12/2022).
Dia menjelaskan penambahan target pada tahun 2023 dilakukan seiring dengan tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi di instrumen ini.
“Melihat tren penjualan tahun 2021 – 2022 ada masyarakat yang tidak berhasil beli SBN ritel karena kehabisan kuota dan pemerintah harus menutup masa penawaran lebih cepat,” kata Deni saat dihubungi, Rabu (28/12/2022).
Realisasi Penawaran SBN Ritel Tahun 2022 (Sumber: DJPPR, diolah)
Seri | Kupon(%) | Total Pemesanan (Rp Triliun) |
ORI021 | 4,9 | 25,06 |
SR016 | 4,95 | 18,44 |
SWR003 | 5,05 | 0,038 |
SBR011 | 5,5 (floating with floor) | 13,91 |
SR017 | 5,9 | 26,97 |
ORI022 | 5,95 | 13,02 |
ST009 | 6,15 (floating with floor) | 10 |