Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minat Masyarakat Tinggi, Target Serapan SBN Ritel Rp130 Triliun di 2023 Diprediksi Tercapai

Pemerintah menargetkan serapan SBN Rp130 triliun pada 2023. Target itu diprediksi akan tercapai, seiring dengan tingginya minat investror terhadap SBN.
ILUSTRASI OBLIGASI. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI OBLIGASI. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan target serapan Surat Berharga Negara (SBN) ritel menjadi Rp130 triluun pada 2023 diyakini mampu tercapai seiring dengan tingginya minat masyarakat terhadap instrumen ini.

Ekonom Senior Samuel Sekuritas Indonesia Fikri C. Permana mengatakan kenaikan target alokasi penerbitan SBN ritel sebesar Rp130 triliun pada tahun 2023 merupakan hal yang wajar mengingat tingginya minat investor selama beberapa tahun terakhir. Fikri juga optimistis target tersebut akan tercapai.

Menurutnya investor akan menyerap SBN ritel dengan optimal seiring dengan semakin membaiknya mobilitas masyarakat. Hal ini seiring dengan potensi berakhirnya kebijakan PPKM dan beralihnya virus corona dari pandemi menjadi endemi.

Fikri melanjutkan perbaikan mobilitas akan turut memicu kenaikan disposable income dari masyarakat Indonesia.

“Artinya, mereka juga akan memiliki dana lebih banyak buat berinvestasi. Instrumen SBN ritel akan menjadi salah satu pilihannya untuk masyarakat,” jelas Fikri saat dihubungi, Rabu (28/12/2022).

Selain itu, SBN ritel juga memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan instrumen lain seperti saham. Hal tersebut karena penerbitan obligasi ritel akan dijamin oleh negara sehingga kemungkinan gagal bayarnya kecil.

Di sisi lain potensi penyerapan SBN ritel optimal pada 2023 juga didukung oleh literasi investasi masyarakat yang semakin baik. Masyarakat semakin menyadari pentingnya berinvestasi dan memandang SBN ritel sebagai instrumen yang memberikan return lebih tinggi jika dibandingkan dengan deposito.

Fikri menambahkan tingginya minat terhadap SBN ritel akan berimbas positif terhadap fundamental ekonomi Indonesia. Dengan penyerapan SBN ritel yang optimal, pemerintah akan memiliki diversifikasi yang lebih baik pada pasar surat utang, sehingga manajemen risiko dapat dilakukan dengan optimal.

“Pemerintah juga telah menyadari kalau investor ritel dalam negeri memiliki kemampuan lebih, sehingga kekhawatiran terhadap capital outflow dari pasar obligasi nantinya dapat dikurangi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper