Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan meningkatkan alokasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel hingga Rp130 triliun pada tahun 2023. Selain itu, sejumlah inovasi seperti penjualan obligasi ritel dengan tenor lebih panjang juga disiapkan untuk mengakomodir antusiasme investor yang tinggi.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan pemerintah menetapkan target penjualan SBN ritel tahun 2023 sekitar Rp130 triliun. Jumlah tersebut naik sebesar 30 persen dari target 2022 yang sebesar Rp 100 triliun.
Deni menjelaskan penambahan target pada tahun 2023 dilakukan seiring dengan tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi di instrumen ini.
“Melihat tren penjualan tahun 2021 – 2022 ada masyarakat yang tidak berhasil beli SBN ritel karena kehabisan kuota dan pemerintah harus menutup masa penawaran lebih cepat,” kata Deni saat dihubungi, Rabu (28/12/2022).
Selain penambahan alokasi, pemerintah juga akan menerbitan SBN ritel dengan tenor yang lebih panjang. Hal ini dilakukan setelah pemerintah mendengar masukan dan saran dari investor ritel dengan literasi keuangan yang lebih matang.
“SBN ritel dengan tenor lebih panjang tentu akan ditawarkan dengan kupon yang lebih menarik untuk investor yang memiliki horizon investasi lebih panjang,” jelasnya.
Baca Juga
Deni mencontohkan seri Savings Bond Ritel (SBR) yang umumnya memiliki tenor dua tahun dapat ditawarkan dengan masa jatuh tempo lebih panjang. Sementara itu, Obligasi Ritel Indonesia (ORI) bertenor tiga tahun juga akan dipasarkan dengan tenor lebih panjang
Pemerintah juga akan membuka penjualan untuk 2 seri obligasi ritel dalam 1 kesempatan penawaran. Hal ini diharapkan memperbesar kesempatan bagi masyarakat untuk membeli instrumen SBN ritel pada tahun depan.
Selanjutnya, pemerintah akan terus menambah jaringan distribusi SBN ritel guna memperluas basis investor ritel. Upaya ini juga akan dibarengi dengan sosialisasi terkait instrumen SBN ritel ke segmen – segmen pasar yang lebih beragam.